brandonkeren
brandonkeren | Sightseeing
Kudus, Jawa Tengah, Indonesia | halal
3.65 K4

Lentog Tanjung, Menu Sarapan WAJIB Saat Explore Kota Kudus

lentong tanjung kudus

Sarapan di kudus palung enak di Lentong Tanjung!
Post Content

Jalan-jalan ke Kudus, belom afdol rasanya kalo belom cicipi makanan khasnya. Beberapa waktu lalu, aku sempet share tentang salah satu cafe yang lumayan hits disini, yaitu Waroeng Cafe 27 Kudus. Nah, kali ini aku mau cobain salah satu kuliner khasnya yang cukup melegenda, yaitu Lentog Tanjung. 

Dari namanya agak asing sih, karena pas kemarin aku pertama kali denger juga langsung penasaran buat cobain. Di Kudus, banyak sekali penjual Lentog Tanjung yang bisa ditemui. Pagi-pagi jalan-jalan ke sekitar Jalan Tanjung Karang, kalian bakal nemu banyak sekali penjual Lentog Tanjung ini berjejeran. Kalian bisa kunjungi salah satu kios yang ada disana. 

Lalu, apa sih Lentog Tanjung itu? Lentog Tanjung biasa disebut sebagai Lentog Kudus karena cukup ikonik. Lentog adalah nama lain dari lontong dan Tanjung adalah nama dari sebuah desa, jadi maksud dari Lentog Tanjung adalah Lontong dari Desa Tanjung. Lontong ini beda dengan jenis lontong pada umumnya, sesuai namanya, Lentog memiliki kepanjangan Pulen dan Montong. Jadi bisa dibilang kalo lontong ini lebih gede dan lebih padat. Gedenya sih bisa seukuran betis orang dewasa guys. Beda dengan lontong pada umumnya yang ukurannya lebih kecil.

Saking terkenalnya makanan ini, bahkan semua masyarakat Kudus pasti udah pernah makan makanan ini. Apalagi, makanan ini cukup khas karena hanya bisa ditemui di Kudus, ngga ada di tempat lain. Bahkan, makanan ini punya arti tersendiri lho bagi masyarakat Kudus, khususnya masyarakat Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati, Kudus. 

Sedikit cerita nih guys. Dulunya, kuliner ini katanya dijual di sepanjang jalan Desa Tanjungkarang atau yang biasa disebut dengan Desa Tanjung. Lalu kemudian, makanan ini menyebar ke daerah-daerah lain di Kabupaten Kudus. Konon, masyarakat Desa Tanjung dilarang menjual nasi, oleh karena itu warga pun berbondong-bondong mengganti makanan pokok warung mereka dengan lentog. Lalu, kenapa nasi dilarang dijual disana?

Salah satu tokoh masyarakat di Kudus menjelaskan kalo dulu pada zaman kerajaan, datang beberapa wali untuk menyebarkan agama Islam di area Kudus. Secara diam-diam mereka ingin membangun sebuah masjid sebagai pusat dakwah Islam. Karena ngga pengen ketahuan dan digagalkan oleh pihak kerajaan, mereka pun membangun masjid pada malam hari hingga menjelang subuh, saat semua orang sedang tidur. Tapi pada suatu hari, saat mereka sibuk mengangkut bahan bangunan, terdengat suara saringan kelapa dari seorang ibu penjual nasi. Saringan kelapa tersebut ia gunakan sebagai tempat nasi. Suara ketukan tersebut mirip dengan suara beduk subuh sehingga para murid wali mengira hari sudah pagi. Mereka pun berhenti bekerja dan segera sholat subuh. 

Mengetahui hal tersebut, sang wali pun menyelidiki penyebab mereka berlari dari tanggung jawab dan ia menemukan adanya penjual nasi yang berjualan hingga larut malam. Oleh karena itu, ia menyiasatinya dengan meminta warga mengganti menu pokok warung mereka dengan lentog. Untuk menambah cita rasa pada potongan lentog, warga pun membuat sayur khusus.

Kemudian sejarah ini menjadi kenangan terdalam bagi warga Desa Tanjung dan hingga saat ini mereka ngga ada yang berani buat jualan nasi, sebagai gantinya mereka berjualan Lentog Tanjung.

Lentog Tanjung terdiri dari lontong yang dipotong kecil-kecil, dicampur dengan sayur gori atau nangka muda dan tahu tempe. Tampilannya pun sederhana banget guys, cukup disajikan diatas piring yang sudah diberi alas daun pisang. Harganya pun cukup terjangkau, yaitu sekitar Rp 5000 aja per porsinya. Selain itu, kalian juga bisa menambahkan sambal, bawang goreng dan sate telur puyuh diatasnya. Makin lezat deh rasanya.

Lentog Tanjung ini bercitarasa gurih dan lezat, guys. Tekstur lentog nya super padat dan enak banget. Apalagi kalo ditambah dengan sayurnya yang seger banget ini. Sumpah nagih banget. Ini makanan yang enak banget tapi harga murah banget. Seandainya aja makanan ini dijual di Surabaya pasti aku udah makan ini tiap hari. Hahaha..

So, buat kalian yang lagi jalan-jalan ke Kudus, wajib banget hukumnya buat cobain kuliner khas yang satu ini saat sarapan. Dijamin ketagihan!

Video by Official NET News

Opening Hours
Buka setiap hari mulai jam 05.00 - 10.00 WIB
SUGGESTED PARADISE
No data
SUGGESTED CULINARY
No data