Wisata religi Madura di bawah ini bisa menjadi rekomendasi untuk anda yang sedang berada di Madura. Ada banyak makam ulama yang sangat dihormati hingga istana yang masih terjaga hingga kini. Untuk itu, langsung saja berikut pembahasan selengkapnya.
Raden Kyai Haji Kholil begitu terkenal di kalangan umat Islam, salah satunya adalah masyarakat Nahdliyyin (NU). Hal ini dikarenakan Mbah Kholil sendiri merupakan guru dari pendiri NU, yaitu KH Hasyim Asy’ari. Makam dari Syaikhona Cholil berada tepatnya di kawasan Martajasah, Kabupaten Bangkalan.
Karena banyak dikunjungi oleh para peziarah, maka tempat yang satu ini sangat direkomendasikan untuk anda. Selain itu, di kompleks ini anda juga dapat melihat salah satu masjid terindah yang bernama masjid Mubarok Murtajasah Bangkalan. Selain mengunjungi makam Syaikhona Cholil, anda juga dapat membeli berbagai oleh-oleh khas dari kota Bangkalan.
Vihara Avalokitesvara, Wisata Religi Penuh Toleransi
Wisata Goa Pote: Bukit Kapur Instagramable Ikon Kota Bangkalan
Kompleks Batu Ampar merupakan kompleks pemakaman para ulama yang berada di Desa Batu Ampar. Ada 6 wali Allah yang dimakam di kompleks ini, yaitu: Syekh Abdul Manan (Bujuk Kosambi), Syekh Syamsudin (Bujuk Lattong), Syekh Basyaniyah (Bujuk Tumpeng), Syekh Damanhuri, Syekh Moh. Romli dan Syekh Husen.
Wisata religi yang satu ini banyak dikunjungi oleh para peziarah yang berasal dari berbagai daerah. Anda juga bisa menemukan berbagai macam oleh-oleh khas Madura di sini, mulai dari Aneka keripik dan kerupuk, terasi, hingga Petis Madura.
Aeng Mata Ebuh tepatnya berada di kecamatan Arosbaya, tidak terlalu jauh dari makam Syaikhona Kholil. Ada kisah yang menyedihkan terbentuknya Aeng Mata Ibu ini, dikisahkan Cakraningrat I yang merupakan raja Madura kala itu, ternyata lebih sering menghabiskan waktunya di Mataram. Sehingga, membuat istrinya yang bernama Syarifah Ambani merasa sedih dan beliau pun melakukan pertapaan di sebuah bukit yang berada di Desa Buduran Arosbaya.
Beliau bermohon dan berdoa agar keturunannya hingga 7 turunan bisa ditakdirkan menjadi penguasa pemerintahan di Madura. Dan ketika sedang bertapa, beliau bertemu dengan Nabi Hidir. Nabi Hidir pun mengatakan jika semua permohonannya akan dikabulkan. Sehingga, Syarifah pun sangat senang dan kembali pulang ke rumah.
Selanjutnya, ketika suaminya kembali dari Mataram, Syarifah Ambani menceritakan mengenai pertapaan yang dilakukannya. Bukannya senang, ternyata Cakraningrat I marah besar kenapa istrinya karena hanya memohon dan berdoa sampai 7 turunan saja. Syarifah Ambani pun merasa bersalah, dan beliau menangis dari pagi hingga malam tanpa henti.
Dari tangisan beliau tersebut ternyata membanjiri tempat setempat yang hingga kini telah menjadi sebuah mata air atau yang disebut juga dengan Aeng Mata Ebuh. Nah, menarik bukan ceritanya? Jika anda sangat ingin mengunjungi tempat ini, maka anda tidak perlu khawatir karena akses jalannya begitu nyaman untuk dilewati.
Tahukah anda bahwa bukan hanya makam dari ulama besar saja yang dimuliakan, tetapi pesarean atau makam dari para raja serta keluarganya juga tidak luput dari kunjungan religi. Karena masyarakat Madura begitu terpukau dengan kharisma pemimpinnya.
Berlokasi di bukit Kebon Agung Sumenep, anda akan takjub ketika sudah sampai di tempat ini, karena penataan makam hingga pintu gerbangnya begitu artistik. Secara etimologis, pengertian dari Asta Tinggi adalah makam yang tinggi.
Untuk anda yang ingin mengunjungi tempat ini, maka anda diwajibkan untuk melepaskan alas kaki. Setiap harinya, kompleks pemakaman ini banyak dikunjungi oleh pengunjung, apalagi ketika hari-hari besar Agama Islam.
Sama seperti tempat religi yang disebutkan diatas, Asta Sayyid Yusuf Talango ini juga merupakan salah satu tempat untuk berwisata religi. Tepatnya berada di daerah Sumenep yang bentuknya berupa kuburan para penyiar dan pendakwah Islam di Sumenep. Alamatnya ada di Pulau Kecul, arah timur Sumenep yaitu pulau Talango. Tak kalah dengan tempat wisata religi lainnya, Asta Sayyid Talango ini juga selalu ramai dikunjungi para wisatawan.
Makam Sunan Cendana yang berada di Kecamatan Kwanyar, ternyata juga cukup diminati oleh para wisatawan. Lokasinya berada di Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan. Di sini berdiri sebuah masjid dan terdapat makam Sunan Cendana. Jika anda berasal dari luar pulau Madura, maka anda tidak perlu khawatir untuk menuju ke tempat ini.
Karena anda bisa melewati jembatan Suramadu dan selanjutnya bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kendaraan kurang lebih 5 meter. Selain mengunjungi Makam Sunan Cendana, maka anda juga tidak boleh ketinggalan untuk membawa pulang makanan khas dari Bangkalan ini, mulai dari keripik teripang, martabak Madura, keripik paru, teri krispi, keripik tette, petis, hingga kek tape cheese.
Wisata Religi Madura berikutnya Makam Sultan R. Abdul Kadirun terletak di Jalan Sultan Abdul Kadirun, Bangkalan. Situs makam keramat ini juga patut anda kunjungi sebagai objek wisata religi andalan dari Kabupaten Bangkalan. Mengapa? Karena lokasi dari makam Sultan Abdul Kadirun yang dinilai sangat strategis, karena berada tepat di jantung kota Bangkalan.
Selain itu, lokasinya pun tepat berhadapan dengan kompleks alun-alun kota Bangkalan dan kompleks taman bunga. Bahkan, posisinya juga begitu dekat dengan pusat perbelanjaan. Jika di malam hari, suasana dari makam Sultan Abdul Kadirun dan kompleks Masjid Agungnya, seakan-akan ikut terlarut dalam sinar warna-warni lampu perkotaan.
Sehingga, siapapun peziarah yang datang dari luar daerah baik perorangan maupun rombongan, akan secara otomatis menikmati keindahan kota Bangkalan yang cukup eksotis.
Di museum ini, terdapat berbagai benda bersejarah mulai dari senjata perang prajurit Keraton dari kabupaten Sumenep dan kereta kencana. Namun, ada yang menarik dari sekian benda bersejarah di museum ini, yaitu Al-Quran berukuran raksasa yang memiliki panjang 4 meter, lebar 3 meter, dan berat 500 kilogram.
Tentunya, Al-Quran ini menjadi daya tarik tersendiri untuk pengunjung museum. Saat ini, Al-Quran yang berukuran raksasa tersebut disimpan rapi di dalam Museum Keraton Sumenep. Sampul dari Al-Qurannya terbuat dari kulit kerbau, sedangkan kertasnya terbuat dari kertas panoraga. Konon, Al-Quran ini sendiri ditulis oleh Sultan Abdurrahman. Tentunya, objek wisata yang satu ini harus ada di daftar list anda ketika mengunjungi Madura.
Wisata Religi Madura selanjutnya Masjid Agung Sumenep merupakan masjid yang terletak di Sumenep, Madura. Secara garis besar, arsitektur dari masjid ini banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Madura, jawa, Eropa, dan Tiongkok. Bahkan, ketika anda menuju ke pintu gerbang utamanya, anda akan melihat corak arsitekturnya yang begitu khas dengan nuansa kebudayaan Tiongkok. Mesjid ini sendiri sudah berdiri sejak tahun 1779. Lokasinya pun sangat mudah untuk dijangkau, maka tidaklah mengherankan jika banyak dikunjungi oleh orang-orang.
Untuk anda yang sedang berada di Madura, maka anda harus mengunjungi berbagai tempat di atas yang merupakan wisata religi Madura.
Terletak di kaki Gunung Lawu, Air Terjun Srambang Park Ngawi menawarkan keindahan alam yang luar…
Kami mengajak Anda untuk mengeksplor ketan durian, khas Wonosalam, Jombang. Ini adalah paduan sempurna antara…
Jawa Timur terkenal sebagai pusat durian terbaik di Indonesia. Wisata Durian Wonosalam di Kabupaten Jombang…
Di Bali, tempat sesajen sangat penting. Mereka menghubungkan manusia, alam, dan Tuhan. Pura Bali, rumah…
Belly dance, atau tari perut, berasal dari Timur Tengah, terutama Mesir. Ini adalah seni tarian…
Kami, masyarakat suku Dayak di Kalimantan, memiliki tradisi kuping panjang yang unik. Ini telah menjadi…
View Comments
Thankyou infonya kak..
Kok gunung geger gak di masukan