Indonesia tentunya memiliki banyak tradisi yang unik di setiap daerah. Salah satunya adalah tradisi unik saat menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Tradisi naik haji biasanya dirayakan dengan penuh kegembiraan.Ingin tahu seperti apa tradisi unik naik haji di Indonesia? Berikut pembahasannya untuk anda.
Hingga saat ini tradisi Gentongan atau Gentong Haji masih tetap dipertahankan oleh sejumlah masyarakat di Kabupaten Cirebon ketika seseorang hendak melaksanakan ibadah haji. Seperti namanya bahwa tradisi ini menggunakan kendi atau gentong dari tanah liat. Gentong ini diisi dengan air minum, ditutup dengan tudung saji yang berbentuk kerucut dan diletakkan di depan rumah yang penghuninya sedang menjalankan ibadah haji.
Di samping gentong ini diletakkan sebuah centong kayu yang berujung batok kelapa dan 2 gelas untuk minum. Siapa saja boleh meminum air yang ada di dalam gentong tersebut. Bahkan ketika air di dalam gentong tersebut sudah habis, maka salah seorang anggota keluarga dengan sigap mengisi kembali air tersebut. Selama 24 jam gentong akan dibiarkan terletak di luar rumah sejak penghuninya berangkat haji. Gentong akan kembali dibawa masuk setelah penghuninya kembali ke tanah air. Nah, saat jamaah haji suda pulang dari tanah suci, biasanya ada tradisi lain lagi. Tradisi tersebut adalah cabut gentong. Gentongan sendiri mempunyai makna filosofis bagi masyarakat. Konon katanya bagi calon jamaah haji yang menyediakan air ini akan terlindung dari paparan sinar matahari saat berada di tanah suci.
Rumah Makan Wijaya Pak Wat, Aneka Kuliner Lezat Yang Rasanya Nggak Berubah Dari Dulu!
Tepung Tawar merupakan salah satu tradisi yang dilakukan ketika hendak melepas kepergian keluarga atau sanak saudaranya ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Tradisi ini dianggap sebagai pengenal untuk setiap calon jamaah haji. Jika dilihat lebih lanjut bahwa tradisi ini merupakan salah satu prosesi yang sakral pada upacara adat budaya melayu. Nama dari Tepung Tawar ini berasal dari salah satu bahan, yaitu tepung beras yang dicampur dengan air. Pada umumnya Tepung Tawar ini dilakukan sebagai lambang untuk mencurahkan rasa syukur atas keberhasilan, rasa kegembiraan, hajat, maupun acara atau niat yang akan dilakukan terhadap manusia hingga benda mati yang tidak bergerak. Prosesi dilakukannya Tepuk Tawar adalah dengan cara menepuk-nepukkan bedak di punggung telapak tangan, kemudian memercikkan air mawar kepada orang yang hendak di tepuk Tepung Tawar.
Tradisi pembuatan klansah adalah tradisi membuat tenda di depan rumah bagi calon jamaah haji di Lombok. Biasanya pembuatan klansah ini mulai dikerjakan setelah selesai lebaran idul fitri atau sebelum pelaksanaan ibadah haji. Dalam membuat klansah, masyarakat setempat melakukannya dengan cara bergotong royong. Bahan untuk membuat klansah ini hanya membutuhkan dua bahan pokok yaitu daun kelapa sebagai atapnya dan bambu sebagai tiangnya.
Saat melaksanakan ibadah haji, masyarakat Jeneponto mempunyai beberapa tradisi seperti menentukan hari baik di setiap langkah prosesi haji, melakukan manasik khusus bagi individu dan keluarga, hingga pemberian amplop ketika acara walimah safar. Sedangkan pembacaan barzanji dilakukan beberapa hari sebelum berangkat dan dilakukan setiap malam jumat setelah dilakukannya keberangkatan.
Di Aceh sendiri saat pelepasan calon jamaah haji ke tanah suci akan dilakukan peusijuek terlebih dahulu. Hingga saat ini proses peusijuek masih dipertahankan dalam adat Aceh. Biasanya proses peusijuek ini dilakukan menggunakan daun cocor bebek atau disebut juga dengan on seunijuek dengan sejumlah dedaunan lainnya yang telah disatukan sebelumnya. Sesekali, on senijuek ini dicelupkan di wadah plastik, kemudian memercik ke semua jamaah haji.
Calon jamaah haji wanita akan dipeusijuek oleh wanita, sedangkan calon jamaah haji laki-laki akan dipeusijuek oleh laki-laki. Tujuan dilakukannya tradisi unik naik haji di Indonesia ini adalah untuk bersyukur kepada Allah SWT. Peusijuek sendiri adalah mendinginkan atau menenangkan hati. Ketika prosesi peusijuek dilakukan, orang yang dipercaya mempeusijuek orang lain akan terlebih dahulu membaca basmallah serta doa, yang selanjutnya diakhiri dengan makan nasi ketan.
Sebelum berangkat, menjelang keberangkatan calon jamaah haji ke tanah suci, maka calon jamaah dari Jawa Barat akan melakukan acara Walimatus Safar. Selain sebagai uangkapan rasa syukur, tentunya Walimatus Safar ini dilakukan sebagai wahana dalam menjalin silaturrahmi para calon jamaah haji dengan masyarakat setempat. Dalam pertemuan yang dilakukan ini juga dilengkapi dengan jamuan, sebelum seluruh tamu akan meninggalkan tempat pertemuan, maka calon jamaah haji akan berdiri di depan pintu agar bisa mendapatkan selamat atau salam perpisahan sambil berikrar untuk minta maaf. Selain melakukan Walimatus Safar, calon jamaah haji juga melakukan ziarah kubur, dan memberikan “Uang sedekah” atau “Uang saku”.
Bentuk tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Madura ini adalah Selametan, Argi Tangi, kemudian Ran dhe Telo, pengajian, hingga konvoi pengantaran dan penjemputan. Diperkirakan bahwa biaya prosesi tradisi haji ini bisa mencapai lebih dari biaya menunaikan ibadah haji. Walaupun begitu, para calon jamaah haji juga tidak keberatan mengeluarkan biaya dalam jumlah yang besar. Hal ini dikarenakan sekembali dari kampung halaman, jamaah yang telah menyandang gelar haji akan diberikan penghargaan, pengakuan sosial, dan pemberian kepercayaan dari masyarakat.
Tradisi ibadah haji yang terdapat pada masyarakat Banjar akan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu sebelum berangkat ke tanah suci, saat haji, hingga setelah tiba dari naik haji. Nah, sebelum berangkat haji, biasanya calon jamaah haji akan menggelar selamatan dengan cara mengundang semua sanak family, ulama, dan tetangga untuk berdoa bersama. Hal ini dilakukan untuk memohon keselamatan untuk calon jamaah haji yang akan beribadah ke tanah suci, dan dipertemukan kembali dengan keluarganya dengan selamat.
Tradisi yang terdapat di Lebak, Banten, salah satunya di desa Citorek masyarakatnya melakukan tasyakuran. Makna dari proses melakukan tasyakuran adalah orang yang banyak melakukan amal perbuatan, tentunya ibadah yang dilakukannya akan dimudahkan dikarenakan ada banyak orang yang mendoakannya. Adapun biaya tasyakuran ini bisa saja melebihi dari biaya berangkat haji.
Tradisi unik naik haji di Indonesia selanjutnya adalah ritual Mandi Ruqyah yang dimaksudkan agar dapat membersihkan diri lahir dan batin. Nah, perlu diketahui bahwa ada keyakinan dari masyarakat Indramayu jika sesungguhnya setiap manusia mempunyai sisi batin serta hawa nafsu yang tidak terkendali yang diakibatkan mengikuti godan setan. Tentunya keburukan ini harus dibersihkan sebelum jamaah haji memenuhi panggilan Allah SWT ke tanah suci. Nah, Mandi Ruqyah ini menjadi simbol kepasrahan manusia dari segala luput dan salah yang telah dilakukannya selama ini. Mandi Ruqyah merupakan sebuah ritual dikarenakan dibacakan ayat-ayat suci Al-Quran di dalamnya.
Terletak di kaki Gunung Lawu, Air Terjun Srambang Park Ngawi menawarkan keindahan alam yang luar…
Kami mengajak Anda untuk mengeksplor ketan durian, khas Wonosalam, Jombang. Ini adalah paduan sempurna antara…
Jawa Timur terkenal sebagai pusat durian terbaik di Indonesia. Wisata Durian Wonosalam di Kabupaten Jombang…
Di Bali, tempat sesajen sangat penting. Mereka menghubungkan manusia, alam, dan Tuhan. Pura Bali, rumah…
Belly dance, atau tari perut, berasal dari Timur Tengah, terutama Mesir. Ini adalah seni tarian…
Kami, masyarakat suku Dayak di Kalimantan, memiliki tradisi kuping panjang yang unik. Ini telah menjadi…