Dalam penanggalan Jawa, terdapat satu hari dimana hari tersebut dianggap sangat sakral oleh sebagian besar masyarakat Jawa karena memiliki makna yang mendalam di dalamnya. Berbagai peristiwa yang seru hingga mistik menjadi hal yang sangat berkaitan erat dengan hari tersebut. Dikenal dengan istilah malam suro atau malam 1 Muharram, moment tersebut ternyata juga diisi dengan berbagai tradisi unik menyambut 1 Muharram yang mengundang perhatian publik.
Mengenai tradisi unik menyambut 1 Muharram, disebutkan bahwa beberapa orang yang sangat memegang teguh adat dan tradisi Jawa akan melakukan berbagai kegiatan termasuk aktivitas berdiam diri, memandikan senjata hingga tirakat. Semua aktivitas tersebut tentunya dilakukan semata-mata untuk mendekatkan diri dengan sang Pencipta. Dari sekian banyak wilayah di Pulau Jawa, tradisi menyambut 1 Muharram akan selalu diselenggarakan dengan semarak di DIY dan Jawa Timur.
Dalam melakukan tradisi unik menyambut 1 Muharram tersebut, sering kali dilakukan di kala matahari telah terbenam di perduannya dan hari mulai gelap. Waktu yang demikian ini kemudian menjadi pertanda dimulainya berbagai tradisi hingga esok menjelang matahari terbit. Sedangkan malam pergantian 1 Muharram ini ditandai di saat matahari telah terbenam di sore hari. Di momen yang demikian ini, masyarakat sudah bersiap akan melakukan berbagai ritual.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa ada banyak sekali tradisi unik menyambut 1 Muharram yang sering kali dilakukan oleh masyarakat Jawa yang masih memegang teguh tradisi dan budaya Jawa. Berbagai tradisi tersebut nantinya akan menjadi pertanda bagi masyarakat Jawa yang masih berkenan dalam melestarikan kebudayaan yang diwariskan nenek moyang. Lebih lanjut, berikut beberapa tradisi yang sering dilakukan di kala malam suro.
Jika Anda datang ke Keraton Kasunan Surakarta di kala malam suro, Anda nantinya akan mendapatkan suatu tradisi unik menyambut 1 Muharram yang dikenal dengan tradisi kirab kebo bule serta pusaka yang sangat menarik bagi wisatawan dan pastinya juga sarat akan nilai tradisi serta budaya. Dalam proses kirab tersebut, pihak keraton kasunan juga akan membawa beberapa pusaka zaman dahulu yang akan diarak di sepanjang jalan.
Untuk tradisi unik menyambut 1 Muharram yang dikenal dengan istilah kirab kebo bule ini diawali dengan yang namanya proses doa yang kemudian disusul dengan menaburkan bunga untuk menyambut kebo yang keluar dari kandang. Jikalau kebo itu enggan keluar kandang dengan sendirinya, maka prosesi ini belum bisa dimulai dan tidak ada orang yang berani memaksa kebo untuk berjalan keluar karena kebo tersebut merupakan keturunan Kyai Slamet.
MakQu Kitchen, Sajikan Beef Belly Rice Bowl Enak Di Gresik
Sego Karak, Kuliner Legendaris Khas Gresik
Tidak kalah unik, ada juga tradisi unik menyambut 1 Muharram yang melibatkan kepala kerbau. Dalam hal ini, tradisi yang diselenggarakan di wilayah Boyolali, Jawa Tengah ini akan melibatkan proses pelarungan kepala sapi yang ditujukan untuk meminta keselamatan sekaligus berkah hidup di dunia. Dalam acara tersebut, warga akan berjalan sejauh 4 kilometer menuju puncak gunung Merapi untuk melakukan prosesi pelarungan tersebut.
prosesi tradisi unik menyambut 1 Muharram tersebut, kepala kerbau akan ditutup dengan kain putih yang akan menjadi symbol rasa hormat kepada sang Penguasa. Acara semacam ini juga dikenal dengan sebutan Sedekah Gunung. Menariknya, para masyarakat yang ikut dalam arak-arakan tersebut akan menggunakan baju adat khas Jawa yang sebelumnya juga melakukan prosesi doa sekaligus nyanyian jawa.
Tidak kalah menarik lagi, untuk tradisi unik menyambut 1 Muharram lainnya juga ada yang dikenal dengan sebutan tradisi tirakat mubeng benteng yang dilakukan di Kebeng Keraton Yogya. Dalam prosesi tersebut, masyarakat yang turut serta dalam kegiatan itu akan mengelilingi sebuah benteng tanpa berbicara sedikitpun. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perenungan atas perjalanan hidup selama satu tahun lamanya.
Tradisi unik menyambut 1 Muharram yang satu ini nantinya akan dimulai pada pukul 00.00 dini hari dan diikuti oleh sebagian besar masyarakat Yogyakarta. Dikenal sebagai tradisi yang dilakukan turun temurun sejak dahulu kala, kegiatan ini juga merupakan wujud dari representasi atas bentuk syukur kepada sang Pencipta.
Masih ada di wilayah Surakarta, tepatnya di Keraton Kasunan, tradisi unik menyambut 1 Muharram lain yang tidak kalah unik yaitu berdoa dan juga berendam pada sebuat mata air yang sangat dipercaya memiliki nilai sejarah. Dalam hal ini, masyarakat yang melakoni berbagai tradisi tersebut percaya bahwa bulan suro merupakan bulan yang sangat mustajab untuk mereka yang memohon sesuatu melalui doa.
Tidak hanya itu saja, tradisi unik menyambut 1 Muharram lainnya juga bisa dilihat dengan adanya suatu pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Tentu saja hal yang demikian ini selalu mendapatkan perhatian dari masyarakat setempat yang selalu berdoa demi mengharapkan kesejahteraan dan ketenangan dalam menjalani hidup.
Untuk tradisi unik menyambut 1 Muharram juga bisa dilihat dengan adanya kebiasaan untuk melakukan mandi besar dengan memanfaatkan air yang telah dicampur dengan kembang setaman. Aktivitas ini dilakukan sebagai bentuk penyucian diri ataupun sebagai bentuk dimulainya acara seremonial atas tradisi bulan suro. Dengan cara ini, Anda akan terhindar dari berbagai pikiran negative.
Dalam tradisi unik menyambut 1 Muharram yang melibatkan setidaknya 7 hingga 11 kali siraman ini diikuti dengan ucapan doa dengan harapan Tuhan selalu memberikan pertolongan dalam menjalankan hidup. Sedangkan prosesi mandi tersebut akan jauh lebih bagus ketika dilakukan langsung di bawah langit.
Selain beberapa tradisi unik menyambut 1 Muharram di atas, di malam 1 suro, masyarakat juga melakukan kegiatan ziarah kubur leluhur seperti halnya para pahlawan. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk cara untuk selalu menghormati para leluhur yang telah berjasa dan berpulang ke Rahmatulloh. Selama prosesi itu, masyarakat akan menaburkan kembang setaman pada pusara leluhur tersebut sembari membacakan doa.
Tidak ketinggalan bahwa tradisi unik menyambut 1 Muharram yang sangat dinantikan adalah tradisi bubur suro. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan pengingat atas wafatnya cucu Nabi Muhammad dalam peperangan. Untuk bubur suro itu sendiri merupakan jenis bubur merah dan putih yang disajikan pada wadah terpisah untuk kemudian di bawa ke masjid.
Itulah beberapa tradisi unik menyambut 1 Muharram yang dilakukan di tanah Jawa. Namun, siapa sangka jika di beberapa daerah di luar pulau Jawa juga melakukan berbagai tradisi yang tidak kalah unik dan menarik. Beberapa tradisi tersebut diantaranya adalah festival Tabot di Bengkulu, Nganggung di Pangkalpinang, Bulan Asan-Usen di Aceh dan beberapa festival lain yang pastinya menjadi identitas dari daerah tersebut dalam menyambut tahun baru 1 Muharram.
Terletak di kaki Gunung Lawu, Air Terjun Srambang Park Ngawi menawarkan keindahan alam yang luar…
Kami mengajak Anda untuk mengeksplor ketan durian, khas Wonosalam, Jombang. Ini adalah paduan sempurna antara…
Jawa Timur terkenal sebagai pusat durian terbaik di Indonesia. Wisata Durian Wonosalam di Kabupaten Jombang…
Di Bali, tempat sesajen sangat penting. Mereka menghubungkan manusia, alam, dan Tuhan. Pura Bali, rumah…
Belly dance, atau tari perut, berasal dari Timur Tengah, terutama Mesir. Ini adalah seni tarian…
Kami, masyarakat suku Dayak di Kalimantan, memiliki tradisi kuping panjang yang unik. Ini telah menjadi…