Ada berbagai tradisi unik menyambut Idul Adha dari berbagai negara. Jika di Indonesia terdapat tradisi bergotong-royong dalam menyembelih dan membagi-bagikannya ke warga, beda di negara lain. Kita perlu tahu bagaimana budaya bangsa lain dalam merayakan sesuatu agar menambah wawasan. Kira-kira apakah sama dengan Indonesia?
Mari kita berkunjung ke negara tetangga terdekat, Singapura. Setiap menjelang Idul Adha maupun Idul Fitri, Singapura selalu mengadakan Bazar Idul Adha. Di sana disediakan bahan-bahan makanan dan bumbu-bumbu untuk mengolah daging kurban agar terasa lezat. Hal yang disukai para ibu pada bazar ini ialah harganya yang dijual lebih murah. Kalian yang mempunyai keluarga di Singapore atau sedang berlibur saat hari raya, sempatkanlah berbelanja di kawasan Geylang Serai dan Kampong Glam. Kedua tempat ini menyediakan berbagai kebutuhan untuk hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha.
Menyantap Gurihnya Bubur Roomo Salah Satu Kuliner Khas Gresik
Martabak Telur Tegal Enaknya Ugal Ugalan
Tradisi unik menyambut Idul Adha dari berbagai negara selanjutnya ialah Cina. Walaupun penduduk Cina beragama Islam tergolong minoritas, namun muslim Cina juga mempunyai tradisi tersendiri ketika hari raya. Tidak hanya sehari atau dua hari libur untuk merayakannya seperti di Indonesia, di sana orang-orang dapat merayakannya 4 hari penuh. Bahkan berminggu-minggu sebelumnya mereka sudah mempersiapkan segalanya agar pesanan makanan yang dihidangkan sebelum dan sesudah Idul Adha terpenuhi.
Jika tradisi mudik di Nusantara dilakukan untuk merayakan Idul Fitri, berbeda dengan Bangladesh. Tradisi mudik di Bangladesh dilakukan ketika perayaan Idul Adha tiba. Mereka rela mengantre tiket jauh-jauh hari sebelumnya supaya dapat pulang kampung dan menikmati liburan bersama keluarga. Bukan hanya sekedar liburan, tapi juga makan-makan besar dan menikmati kesempatan waktu berkualitas bersama anggota keluarga.
Bangladesh memiliki kebudayaan yang dipengaruhi oleh berbagai kepercayaan seperti Islam, Kristen, Buddha, Hindu. Jadi mereka mempunyai beberapa perayaan nasional yang diadakan secara besar-besaran. Salah satunya ialah hari raya Idul Adha. Oleh karena itu, hari raya kurban umat Islam ini dirayakan selama beberapa hari dan mereka menganut tradisi mudik atau pulang kampung.
Arab Saudi mempunyai kebiasaan yang sangat mulia, yaitu membagikan hewan qurban ke berbagai negara. Hewan qurban di sana bukanlah sapi atau kambing seperti di Indonesia, melainkan unta. Onta di Arab Saudi memang keberadaannya lebih banyak dari pada di Indonesia. Beruntung sekali negara yang mendapat uluran tangan ini, karena mereka bisa mencicipi daging unta secara gratis.
Negara-negara tersebut meliputi kawasan Asia Tengah, Asia Selatan, dan Afrika. Ini juga bisa menjadi ladang pahala bagi pemerintah Arab. Apalagi negara yang menerima kurban notabene merupakan negara yang sangat membutuhkan bantuan karena kondisi sosiopolitik dan lingkungannya. Tradisi unik menyambut Idul Adha dari berbagai negara satu ini patut diacungi jempol.
Ketika Idul Adha tiba dan daging siap diolah, kira-kira apa hidangannya nanti? Rendang, tengkleng, tongseng, opor? Ini sih masakan khas Indonesia ya. Bagaimana dengan daerah Maroko? Nah, Maroko mempunyai makanan khas sendiri, yaitu Boulfaf dan Mrouzia.
Daging domba atau sapi dibakar, setelah itu direbus dengan bumbu-bumbu dan bahan lain. Sebenarnya ada sejumlah kreasi hidangan daging Maroko yang bikin ngiler. Tergantung bagaimana daging diolah dan bumbu apa yang dipakai. Mereka bahkan memakai kismis sebagai campuran supaya terasa manis. Juga tambahan kacang almond dalam saus untuk cita rasa gurih.
Setidaknya ada dua tradisi unik di Pakistan ketika Idul Adha. Pertama, hewan kurban yang akan disembelih dimandikan terlebih dahulu. Sebelum disembelih, hewan yang akan dijadikan kurban harus dalam keadaan bersih dan suci. Hal ini juga akan merelakskan atau menenangkan sang kurban agar tidak stress sebelum dilakukan penyembelihan.
Tradisi unik menyambut Idul Adha dari berbagai negara kedua, warga Pakistan mendapat libur selama 4 hari. Jadi, mereka dapat berkumpul bersama keluarga untuk merayakan hari raya dan makan hidangan daging bersama. Tentunya ini bisa jadi quality time yang baik, bisa masak bersama, menyantap berbagai olahan daging bersama, dan jalan-jalan bersama anggota keluarga.
Ada lagi budaya setempat yang unik. Kebiasaan ini menurun di daerah Karachi. Di sana warga dapat melihat sapi diturunkan dari rumah lantai 4 menjelang Idul Adha.
Bedanya dengan Indonesia, cara Mesir menyambut Idul Adha seperti Indonesia menyambut Idul Fitri. Bangsa Mesir mengadakan pulang kampung beberapa hari sebelumnya, bahkan ini berlaku untuk tukang sayur dan pedagang lain. Makanya, mereka menyetok bahan makanan jauh hari sebelum hari H untuk jangka waktu seminggu. Kalau tidak, mereka akan kehabisan stok makanan karena banyak pedagang yang melakukan mudik.
Sama halnya Indonesia, ketika mudik jalanan macet. Seorang warga Indonesia yang bermukim di sana untuk kuliah mengaku berangkat ke kampung setelah subuh. Jalanan macet, taman rekreasi pun padat. Selain pulkam, warga juga melaksanakan puasa sunnah Arafah. Kegiatan ini tidak hanya dikerjakan oleh orang dewasa, tapi juga anak-anak. Mereka merasa harus melaksanakannya meski hukumnya sunnah.
Umat Muslim di Jepang merupakan minoritas. Jadi, masalah utama yang mereka hadapi ialah mencari tempat untuk beribadah. Mungkin bagi kita ini adalah masalah sederhana karena masjid di Indonesia tersebar merata di mana-mana. Bagi masyarakat Jepang atau pendatang Muslim, tepat ibadah atau masjid sangat jarang di sana dan susah ditemukan. Ada sebuah masjid besar di sana, yaitu Tokyo Camii. Alternatifnya, mereka bisa melakukan shalat di Korean International School, Osaka atau tempat alternatif lain.
Bagi orang Kazakhstan, perayaan Idul Adha bukan hanya tentang perayaan agama, melainkan juga mengenai sosiokultural. Mereka membagi-bagikan hasil masakan masing-masing dan bertukar hadiah. Kebersamaan dan kekeluargaan merupakan unsur terpenting dalam sebuah perayaan. Inilah budaya kearifan lokal yang masih mereka pegang hingga saat ini.
Kazakhstan adalah bekas pendudukan Uni Soviet. Untuk lepas dari cengkeraman Soviet, mereka harus menghidupkan budaya mereka kembali. Sebenarnya ada berbagai kebudayaan Kazakhstan yang menarik untuk dibahas, seperti budaya minum teh, fashion, dan masih banyak lagi. Di sana, tamu disuguhi teh yang dituang ke dalam mangkok. Jika di sana, jangan mencoba menyuguhi teh satu mangkok penuh. Menurut tradisi setempat, ini pertanda kamu ingin tamu segera pulang.
Beda tempat, beda budaya. Di kawasan lain Kazakhstan justru berlaku sebaliknya. Teh tersuguh dalam keadaan tidak penuh, malah dibilang tidak sopan. Maka dari itu harus bertanya dulu tentang tata krama kepada masyarakat setempat. Tradisi unik menyambut Idul Adha dari berbagai negara memang menarik untuk dibahas.
Tempat belanja jastip di bangkok - Bangkok, ibu kota Thailand, dikenal sebagai surganya pemburu barang…
Bangkok, ibu kota Thailand, terkenal dengan mall-mall mewah dan modern. Mereka menawarkan pengalaman berbelanja, kuliner,…
Selamat datang di Jakarta, ibu kota Indonesia yang kaya akan pasar tradisional dan modern. Jakarta,…
Di Jakarta, kita bisa menemukan surga kuliner yang tak tergantikan. Mulai dari Monas hingga Kota…
Selamat datang di petualangan kuliner kekinian di Jakarta! Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, menawarkan banyak…
Hal wajib yang tidak boleh ketinggalan untuk dibeli ketika ke Bandar Lampung adalah oleh oleh.…