Tempat nongkrong di Jakarta malam hari dapat ditemukan di berbagai sudut mulai dari utara hingga selatan. Mulai dari taman kota penuh cahaya, kafe dengan aroma kopi yang kental, hingga studio privat untuk menghabiskan malam bersama sahabat dapat dipilih dan dikunjungi. Tidak hanya sekedar tempat nongkrong, beberapa lokasi berikut juga menjadi saksi sejarah serta bukti kreatifitas Ibu Kota. Rekomendasi Tempat Nongkrong di Jakarta Malam Hari
Padat dengan bangunan – bangunan megah ala Belanda, membuat Kota Tua menjadi tempat wisata penuh kenangan. Tempat bersejarah yang menjadi saksi pemerintahan VOC di bumi Batavia ini merupakan destinasi wajib bagi siapapun yang mengunjungi Ibu Kota. Di siang hari Kota Tua penuh dengan wisatawan lokal maupun internasional. Tetapi, di malam hari Kota Tua menjelma menjadi tempat nongkrong favorit muda – mudi.
Pada malam hari, lampu – lampu penerang membuat Kota Tua tampak lebih eksotis sekaligus mistis. Setiap sudut bangunan ramai berkumpul anak – anak muda dengan segudang aktifitas. Mulai dari berdiskusi, mencari spot yang instagramable, hingga unjuk kreatifitas seperti bermain sulap, roller skate, atau street dance. Lapar setelah berdiskusi maupun menonton atraksi, jajanan khas Ibu Kota lengkap tersaji dari para pedagang asongan maupun kafe – kafe yang tersebar di sekitar alun – alun.
Apabila ingin menjelajah Kota Tua namun takut sendirian, dapat bergabung dengan tur malam yang disediakan. Dimulai dari Alun – alun Fatahillah, Groote Kanal, Jembatan Kota Intan, hingga kembali lagi ke alun – alun. Tidak ingin berjalan, dapat menyewa sepeda tua dan tur akan dilanjutkan hingga Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Maritim, hingga Gudang Kayu VOC.
Lenggang Jakarta merupakan bukti dari geliat pembenahan di kawasan Monas. Selain membuat taman Monas menjadi lebih rapi dan terjaga kebersihannya, Lenggang Jakarta juga menjadi area nongkrong bersejarah yang kedua setelah Kota Tua. Tempat ini dilengkapi dengan segala fasilitas kenyamanan bagi siapapun yang ingin menghabiskan malam di Monas.
Mulai dari area kuliner, surga belanja dengan beragam pernak – pernik dan cindera mata, serta taman budaya dapat ditemui sesuai dengan tagline “Food & Culture Park” yang diusungnya. Setiap akhir pekan, selain nongkrong untuk menikmati suasana malam di Monas, pertunjukan “Air Mancur Monas” dengan iringan lagu – lagu daerah dapat membuat suasana menjadi lebih romantis. Tidak ingin sekedar duduk mengobrol, memasuki Monas pun diperbolehkan. Tersedia 700 tiket untuk memasuki Monumen Nasional di malam hari.
Taman Ismail Marzuki menjadi ikon pertunjukan seni dan sastra di Ibu Kota. Lokasi ini begitu lengkap dengan beragam panggung dan teater pertunjukan untuk konser musik, pagelaran tari, pementasan drama, hingga peragaan fashion. Tak heran jika TIM kemudian menjelma menjadi salah satu tempat nongkrong favorit, terutama bagi para pencinta seni.
Seringkali terlihat para pemuda yang unjuk kebolehan di setiap sudut, bahkan diskusi yang terjalin pun kental dengan istilah – istilah seni dan sastra. Ketika langit malam di Jakarta terlalu penuh dengan lampu kota hingga tidak satu pun bintang terlihat, di TIM bintang – bintang menunjukkan kerlip cemerlangnya. Ya, di sini terdapat sebuah planetarium untuk melihat lebih dekat dengan setiap rasi dan gugus bintang yang membelah angkasa.
Jalan Sabang sudah tidak asing lagi bagi kalangan muda Jakarta yang begitu menyukai kuliner khas Indonesia. Sepanjang jalan berdiri tenda – tenda yang menjual beraneka ragam makanan mulai dari jajanan hingga masakan khas nusantara. Aneka sate dari Padang hingga Madura, martabak Mesir dan martabak manis, aneka jenis olahan mie dan bihun, nasi goreng hingga bubur, semua tersedia di jalan ini. Pencinta kopi maupun susu juga dapat menikmatinya dengan santai.
Nongkrong sambil menikmati kuliner di Jalan Sabang tidak akan membuat dompet menipis. Semua jenis kuliner yang tersaji dibanderol dengan harga kaki lima yang bebas pungutan pajak. Sebab itu pula Jalan Sabang menjadi destinasi kuliner utama bagi para backpacker di Ibu Kota.
Tidak hanya sekedar nongkrong dan menyesap pahitnya kopi, di Reading Room, setiap pengunjung bebas membaca dan berdiskusi tentang berbagai hal dalam dunia sastra. Café yang terletak di kawasan Kemang ini bukanlah sebuah café biasa. Konsepnya dipadukan dengan perpustakaan.
Membaca buku sembari minum kopi, atau sekedar mencari inspirasi dari koleksi – koleksi buku yang tersedia bisa dilakukan di sini. Tentu saja buku – buku tersebut tidak boleh dibawa pulang. Buku – buku itu tersedia untuk bahan bacaan ditempat. Sebagai teman menikmati kopi dan teman berdiskusi. Dengan konsep inspiratif ini, maka tak heran apabila banyak penulis yang menjadikan Reading Room sebagai tempat nongkrong favorit.
Berlokasi di Jalan Prapanca, Jakarta Selatan, Southbox menjadi destinasi unik bagi para foodies maupun hipsters ibu kota. Konsep industrial terasa kental di Southbox. Desainnya unik berbentuk U-shaped dengan tumpukan kontainer bekas yang dicat berwarna – warni sebagai stand kuliner, menjadikan tempat ini begitu ramai dikunjungi kalangan muda ibu kota.
Setiap tenant memiliki konsep yang beragam seperti café, restoran, hingga toko. Menu yang disajikan pun beragam mulai dari masakan khas Timur Tengah, burger, hingga jajanan favorit Siomay. Lokasi untuk nongkrong pun dibuat semi outdoor sehingga pengunjung dapat lebih bebas memilih tempat baik di dalam ruangan ber-AC, maupun nongkrong beratap langit sambil menikmati udara malam kota Jakarta.
Pasar Santa sejatinya memang sebuah pasar tradisional yang disulap menjadi tempat tongkrongan anak muda gaul ibu kota. Di lantai 1, suasana pasar tradisional masih terasa. Tetapi pastinya jauh dari kesan kumuh dan becek. Sementara di lantai 2, pasar yang riuh menjelma menjadi tempat hangout khas anak muda. Beragam café, restoran, toko pernak – pernik, hingga distro dapat ditemui di sini. Maka tak heran bila pasar Santa menjadi jujugan favorit anak gaul Jakarta Selatan.
Berdiri di kawasan Melawai, Sinou Kaffee Hausen memadukan konsep industrial dan profesional. Selain menikmati nongkrong sambil menikmati kopi, café ini juga sering dipergunakan sebagai tempat pertemuan para profesional. Ruang meeting bergaya Eropa menjadi pilihan yang nyaman untuk alternatif tempat rapat di luar kantor.
Malas mengantri karcis di bioskop atau kehabisan tiket untuk menonton film kesayangan, maka Subtitles solusinya. Subtitles memadukan konsep café dengan bioskop mini. 6 studio mini dengan kapasitas 4 – 11 orang dapat dipilih sebagai salah satu lokasi nongkrong sambil menonton film kesayangan.
Terletak di kawasan Dharmawangsa, Subtitles memiliki 4000 koleksi DVD film original yang pastinya akan membuat acara nonton bersama menjadi lebih menyenangkan dan berkesan. Apabila tidak menemukan film favorit dalam jajaran koleksi yang ada, diperbolehkan membawa DVD film sendiri untuk ditonton di salah satu tempat nongkrong di Jakarta malam hari ini.
Harga boneka labubu original - Kami sangat menghargai boneka Labubu dari Pop Mart. Artikel ini…
Jakarta, ibu kota Indonesia, terkenal dengan keragaman kulinernya. Mie adalah favorit banyak orang karena teksturnya…
Bagi pecinta makanan pedas, menjelajahi sambal terpedas adalah petualangan seru. Di seluruh dunia, ada banyak…
Hoi An Lantern Festival - Di Festival Lampion Hoi An, Vietnam Tengah, Anda akan menemukan…
Sebagai backpacker, kami tahu pentingnya mencari tempat tinggal yang murah saat traveling. Di Da Nang,…
Kota pesisir Da Nang di Vietnam sangat menarik bagi para wisatawan. Anda bisa menjelajahi pantai…