Sajian Khas Musim Semi di China – Budaya China sama halnya dengan budaya di Asia Timur lainnya. Di mana, setiap even atau kejadian memiliki arti yang penting. Salah satunya adalah musim semi yang juga harus dirayakan. Pasalnya, bagi orang China musim semi berarti ucapan selamat tinggal pada tahun sebelumnya dan menyambut tahun baru lebih baik.
Biasanya festival musim semi di China diperingati setiap tanggal 23 Desember hingga 15 Januari. Festival musim semi di China identik dengan beragam makanan yang disediakan. Pasalnya, setiap makanan memiliki makna dan terdapat nilai historinya sendiri. Nah, berikut ini sajian khas musim semi di China.
Jiaozi atau pangsit atau dumpling adalah makanan tradisional khas musim semi di China. Biasanya, makanan yang satu ini juga disajikan saat imlek. Sama halnya dengan pangsit pada umumnya, Jiaozi merupakan kulit pangsit yang diisi dengan berbagai macam sayuran dan daging.
Kebanyakan daging yang digunakan adalah daging babi atau daging sapi. Cara memasaknya bisa digoreng atau dikukus. Makanan khas musim semi ini memiliki filosofi yang sangat dalam.
Bentuknya yang menyerupai uang perak dan logam emas mata uang China Kuno menjadi harapan akan keberuntungan. Mitosnya, semakin banyak dimakan akan semakin banyak keberuntungan didapat. Jiaozi sendiri dulunya makanan wajib China utara, tapi sekarang sudah sangat mendunia.
Sumiyoshi Taisha Osaka: Kuil Cantik Dengan Arsitektur Unik
Jalan-Jalan & Kulineran Di Gion Shirakawa: Mulai Dari Bangunan Tua Hingga Sushi
Niang gao atau lebih dikenal dengan nama kue keranjang. Makanan khas musim semi di China ini terbuat dari beras ketan, gula merah dan tepung gandum. Sebenarnya, kue beras menjadi hidangan wajib di China pada tahun baru imlek sejak dulu. Pasalnya, kue beras sendiri merupakan simbol dari peningkatan, pertumbuhan, pencapaian yang lebih besar dan harapan untuk tahun baru yang lebih baik. Rasa dari Nian gao ini mirip dengan dodol garut, yakni kenyal dan sedikit lengket.
Mie yang satu ini lebih dikenal dengan nama mie panjang umur. Setiap perayaan ulang tahun, mie ini selalu hadir. Namun, makanan ini merupakan makanan khas festival musim semi. Pasalnya, memakan mie akan melambangkan umur yang panjang, Rejeki melimpah dan kebahagiaan.
Sebelum memakannya, dimulai dengan doa terlebih dahulu. Cara memakannya pun unik, yakni harus dimakan utuh tanpa terputus. Kalau terputus merupakan pertanda buruk. Jadi, mie baru bisa diputus dan dikunyah saat sudah di dalam mulut.
Penyajian siu mie sama seperti mie goreng, yakni dengan menggunakan kol, udang, ayam, bakso, sawi dan sosis.
Makanan khas musim semi ini adalah salad dengan isian aneka irisan sayuran, mulai dari lobak, wortel hingga potongan ikan atau salmon mentah. Tapi sebelumnya direndam dengan minyak wijen, merica dan minyak goreng. Untuk sausnya adalah campuran minyak wijen, gula pasir, buah plum dan bubuk kayu manis.
Cara makannya dikenal dengan nama Lo Hei. Di mana seluruh keluarga duduk dalam satu meja dan mengaduk yusheng secara bersama – sama menggunakan sumpit serta mengucapkan selama tahun baru imlek. Ber kemudian diangkat tinggi – tinggi.
Mitosnya, semakin yusheng diangat tinggi, maka akan semakin baik tahun depannya dan harapan akan terkabul serta banyak keberuntungan di tahun baru.
Dalam China, angka delapan memiliki makna kesatuan dan kesempurnaan karena penulisannya yang menyambung satu sama lain dan tidak pernah putus.
Sama dengan namanya, sup yang satu ini terbuat dari delapan bahan dasar, yakni jamur tungku, teripang, kerang kering, perut ikan, kacang ginkgo, jamur hitam, biji teratai dan abalon.
Kebanyakan, perayaan musim semi di China identik dengan hujan. Maka tidak heran menyantap sup ini pas sekali saat hujan. Bukan hanya bisa menghangatkan tubuh tapi juga harapan untum bisnis atau usaha semakin berkembang.
Mungkin terdengar aneh kalau merebus telur dalam larutan teh. Namun, ternyata teh telur merupakan makanan khas musim semi di China. Bahkan, teh telur yang dihidangkan memiliki banyak khasiat dan rasanya lebih enak.
Cara pembuatannya, pertama telur akan direbus terlebih dahulu hingga setengah matang. Setelah itu, sedikit diretakan dan direbus kembali dengan campuran kecap asin dan teh. Soal rasa, campuran tadi membuat telur terasa lebih gurih dan manis. Bahkan menurut kepercayaan, teh telur perlambang kesuburan.
Sama halnya dengan Jiaozi, Wonton adalah pangsit. Namun berbeda bentuk. Jika Jiaozi dibentuk seperti uang perak, Wonton hanya dibentuk seperti siomay atau mirip dengan kantong uang China kuno. Terkadang juga hanya berbentuk persegi saja.
Selain itu, penyajiannya juga berbeda. Wanton disajikan dengan sup sehingga biasa dikenal juga dengan nama pangsit sup. Wanton sendiri memiliki isian irisan daging babi, udang dan ayam. Namun begitu, Wanton adalah makanan favorite saat musim semi tiba.
Mitosnya, satu mangkuk Wanton sup akan memberikan banyak keberuntungan. Bahkan, banyaknya keberuntungan tergantung berapa banyak Wanton yang kamu santap.
Zongzi juga menjadi sajian musim semi China wajib ada. Zongzi sendiri merupakan kue beras. Namun sebenarnya, makanan ini terbuat dari beras ketan. Kemudian di dalamnya diberikan beberapa isian, seperti daging hingga sayur sayuran.
Lebih menariknya lagi adalah daun pembungkusnya dan tali pengingat. Daun pembungkusnya adalah daun bambu. Biasanya, zongzi akan diikat membentuk limas segitiga. Selain itu, dibutuhkan setidaknya 10 jam untuk memasak 5 kg zongzi.
Makanan lainnya yang biasa ada pada perayaan musim semi dan tahun baru Imlek adalah ayam atau bebek. Kebanyakan ayam atau bebek akan dimasak secara utuh tanpa harus dipotong – potong. Pasalnya, hal ini menggambarkan akan harapan keluarga yang tetap utuh, bahagia dan selalu bersama.
Bukan hanya itu saja, ayam serta bebek memiliki simbol akan udara. Artinya, keduanya memiliki pengertian akan kesetiaan dan ketaatan. Bahkan menurut tradisi di Tiongkok, ayam dan bebek digambarkan memiliki sifat serakah. Dengan demikian, menyantap dagingnya akan terhindar akan sifat serakah tersebut.
Sajian musim semi di China lainnya yang wajib ada di musim semi dan tahun baru Imlek adalah manisan. Biasanya manisan ini akan disajikan dalam wadah yang memiliki bentuk segi delapan. Orang Tinghoa lebih mengenalnya dengan prosperity box atau tray of togertherness.
Dalam satu wadah atau tray of togetherness biasanya akan diisi dengan berbagai macam manisan. Bahkan setiap manisan memiliki filosofinya sendiri. Mulai dari melon sebagai perlambang akan kesehatan dan perkembangan.
Kemudian adalah kelapa segar atau kering yang melambangkan akan kesatuan dan persahabatan. Ada juga jeruk kumquat sebagai lambang dari kemakmuran dan emas. Kemudian, lengkeng sebagai lambang akan banyak anak.
Ada juga biji bunga teratai yang melambangkan akan kesuburan. Kemudian, leci sebagai lambang ikatan keluarga yang kokoh. Selain itu, kacang tanah yang melambangkan akan umur panjang. Terakhir adalah semangka merah sebagai lambang akan kejujuran dan kebahagiaan.
Jakarta, ibu kota Indonesia, terkenal dengan keragaman kulinernya. Mie adalah favorit banyak orang karena teksturnya…
Bagi pecinta makanan pedas, menjelajahi sambal terpedas adalah petualangan seru. Di seluruh dunia, ada banyak…
Hoi An Lantern Festival - Di Festival Lampion Hoi An, Vietnam Tengah, Anda akan menemukan…
Sebagai backpacker, kami tahu pentingnya mencari tempat tinggal yang murah saat traveling. Di Da Nang,…
Kota pesisir Da Nang di Vietnam sangat menarik bagi para wisatawan. Anda bisa menjelajahi pantai…
Tempat belanja jastip di bangkok - Bangkok, ibu kota Thailand, dikenal sebagai surganya pemburu barang…