Makanan tradisional Indonesia seperti tempe ternyata sangat diminati bahkan terkenal hingga ke mancanegara, termasuk makanan hasil fermentasi lainnya. Beberapa makanan tradisional berikut ini menjadi bukti kalau makanan hasil fermentasi juga bisa jadi camilan yang lezat dan memiliki banyak penggemar.Yuk intip makanan tradisional Indonesia dari hasil fermentasi di bawah ini
Oncom merupakan makanan tradisional Indonesia hasil fermentasi yang banyak diproduksi di kawasan Jawa Barat. Ada dua jenis oncom yang dikenal masyarakat yakni oncom merah dan oncom hitam. Oncom merah terbuat dari bungkil tahu atau kedelai sisa produksi tahu. Fermentasi oncom merah ini berlangsung sekitar 2 hingga 3 hari saja.
Sedangkan oncom hitam yang terbuat dari kacang tanah dan campuran ampas singkong dibuat melalui proses perendaman selama beberapa jam, kemudian ditaburi ragi dan didiamkan selama satu hari. Oncom merah memiliki warna oranye cerah di seluruh permukaannya sehingga tampak mencolok serta memiliki aroma yang cukup tajam. Makanan tradisional Indonesia ini sangat disukai sebagai lauk pelengkap dan diolah kembali menjadi nasi tutug oncom, combro, sambal oncom dan keripik oncom.
Tjokro Style, Nginep Di Hotel Bintang Tiga Yogyakarta Cuma Bayar 100 Ribu!
Bukit Pijen Bukit Wairindingnya Pasuruan
Makanan sejuta umat ini merupakan hasil fermentasi kacang kedelai yang pembuatannya melibatkan kapang Rhyzopus. Beberapa jenis Rhyzopus yang sering digunakan dalam fermentasi tempe adalah Rhyzopus Oryzae,Rhyzopus Oligosporus, Rhyzopus Arrhizus dan Rhyzopus Oryzae. Dalam proses pembuatan tempe, kacang kedelai direndam selama 12 hingga 18 jam kemudian dibungkus selama 2 hari.
Tempe mudah dibuat berbagai menu favorit dan cocok menjadi lauk pengganti daging karena memiliki kandungan protein dan vitamin B12 yang cukup tinggi. Proses fermentasi tempe ini tak hanya memberikan rasa dan bau yang khas pada tempe. Tapi juga membuat tempe jadi lebih mudah dicerna oleh tubuh. Kandungan gizi pada kedelai seperti genistein, daidzein dan phytonutrien isoflavon juga bisa diserap dengan baik karena proses fermentasi ini.
Selain tempe, tahu juga menjadi makanan hasil fermentasi kacang kedelai yang paling banyak dicari. Makanan ini dibuat melalui proses perendaman, perebusan, pengendapan dan penambahan asam cuka. Tahu tergolong makanan menyehatkan karena mengandung banyak protein, kalsium, zat besi, fosfor dan omega 3.
Dalam proses pembuatan tahu, tak hanya hasil akhirnya saja yang bermanfaat, tapi juga ampas tahunya. Ampas tahu bisa dijadikan sebagai campuran pakan ternak atau dibuat tempe gembus. Hasil sampingan proses pembuatan tahu lainnya seperti kembang tahu juga sering dijadikan bahan masakan China atau sebagai pembungkus daging cincang.
Makanan tradisional Indonesia yang satu ini terbuat dari fermentasi ketan kukus hingga teksturnya lunak dan mengeluarkan aroma kuat. Tape ketan memiliki rasa asam yang menyengat serta terasa lembut dan berair. Selain ketan putih, tape ketan juga ada yang terbuat dari ketan hitam yang difermentasi menggunakan ragi saccharomyces cerevisiae. Terkadang ada pula ketan putih yang diberi pewarna alami daun suji dan pandan sehingga berwarna hijau.
Salah satu makanan khas Jawa Barat ini mudah ditemui di sepanjang jalan. Peuyeum atau tape singkong terbuat dari singkong yang difermentasi menggunakan ragi saccharomyces cerevisiae sama seperti pembuatan tape ketan. Tape singkong ini memiliki rasa asam cukup kuat, tekstur lembut dan sering dipakai sebagai penambah rasa pada aneka sajian atau diolah kembali menjadi campuran kue, es atau digoreng hingga renyah.
Makanan hasil fermentasi kacang kedelai ini sangat terkenal terutama sebagai penambah rasa pada masakan. Proses pembuatan kecap melibatkan jamur Aspergillus Sojae yang ditambahkan rendaman kacang kedelai dan larutan garam. Ada dua jenis kecap di pasaran yakni kecap manis dan kecap asin.
Bahan baku pembuatan kecap juga bervariasi, bisa terbuat dari kedelai kuning, kedelai hitam, molases atau sari kedelai. Kecap yang terbuat dari bahan dasar kedelai umumnya dijual dengan harga lebih tinggi daripada kecap yang terbuat dari bahan molases. Hal ini disebabkan karena proses pembuatan kecap berbahan kedelai dinilai jauh lebih sulit dan lebih memakan waktu.
Makanan tradisional Indonesia ini tergolong makanan klasik dan terbuat dari fermentasi air sari ketan yang diendapkan semalaman hingga membentuk lapisan putih kekuningan yang kokoh. Brem dijual dalam bentuk lempengan dan memiliki rasa asam yang unik hasil dari reaksi penambahan asam organik dan alkohol. Saat disantap, brem akan langsung lumer di mulut dan meninggalkan sensasi sejuk yang lezat. Ada dua jenis brem yang terkenal yakni brem padat dan brem cair. Anda bisa menemukan dengan mudah di daerah Madiun, Jawa Timur dan disajikan sebagai teman minum teh.
Makanan tradisional Indonesia yang satu ini memiliki pengaruh kuliner dari China. Tauco terbuat dari kedelai kuning yang direbus, dihaluskan kemudian diaduk dengan sedikit tambahan tepung terigu. Campuran ini kemudian didiamkan hingga tumbuh jamur.
Proses pembuatan tauco memakan waktu cukup lama karena fermentasi tauco yang dilakukan dengan direndam air garam dan dijemur di bawah matahari dilakukan selama beberapa minggu. Hasil akhir proses pembuatan tauco ini nantinya akan menimbulkan aroma dan warna yang khas. Setiap daerah di Indonesia ternyata memiliki cara pengolahan tauco yang berbeda sehingga rasa tauco yang dihasilkan pun bisa berbeda baik di Jawa, Sumatra maupun Kalimantan.
Pakasam mungkin belum sepopuler tempe atau tahu. Tapi, makanan fermentasi khas suku Banjar, di Kalimantan Selatan ini memiliki citarasa yang lezat. Pakasam atau jukut terbuat dari fermentasi ikan air tawar yang rasanya masam. Demi menambah citarasanya, terkadang pakasan dibumbui lagi dengan cabai dan gula sebelum disajikan sebagai lauk.
Pakasam biasa dibuat menggunakan bahan dasar ikan mas, lele atau nila. Ikan segar tersebut dibersihkan kemudian dilumuri garam dan didiamkan selama dua hari. Setelah didiamkan selama dua hari, ikan dilumuri kembali dengan beras ketan dan difermentasi selama seminggu. Proses fermentasi inilah yang menghasilkan tekstur ikan lembut dan rasa asam. Anda bisa menemukan makanan tradisional ini di sentra pembuatan pakasam yakni di sekitar Desa Mahang Sungai Hanyar, Kecamatan Pandawan.
Makanan tradisional Indonesia dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan ini terbuat dari olahan susu sapi atau susu kerbau yang difermentasi menggunakan getah pepaya dan campuran garam. Proses fermentasi ini menghasilkan tekstur makanan yang lembut seperti tahu dan rasanya mirip keju. Dangke sangat baik dikonsumsi karena mengandung protein betakaroten cukup tinggi.
Makanan ini biasa disajikan sebagai lauk pauk atau diolah kembali menjadi makanan lain seperti krupuk dangke, dangke tumis, dangke bakar dan lainnya. Di Sumatera Barat ada pula makanan yang menyerupai dangke, namanya Dadiah. Bedanya, dadiah terbuat dari susu difermentasi dengan hasil akhir memiliki tekstur yang lembut. Sedangkan dangke terbuat dari susu yang direbus dengan hasil akhir memiliki tekstur lebih padat. Bagaimana, tertarik mencoba makanan tradisional Indonesia hasil fermentasi ini?
Terletak di kaki Gunung Lawu, Air Terjun Srambang Park Ngawi menawarkan keindahan alam yang luar…
Kami mengajak Anda untuk mengeksplor ketan durian, khas Wonosalam, Jombang. Ini adalah paduan sempurna antara…
Jawa Timur terkenal sebagai pusat durian terbaik di Indonesia. Wisata Durian Wonosalam di Kabupaten Jombang…
Di Bali, tempat sesajen sangat penting. Mereka menghubungkan manusia, alam, dan Tuhan. Pura Bali, rumah…
Belly dance, atau tari perut, berasal dari Timur Tengah, terutama Mesir. Ini adalah seni tarian…
Kami, masyarakat suku Dayak di Kalimantan, memiliki tradisi kuping panjang yang unik. Ini telah menjadi…
View Comments
Dulu ibuku pembuat tape ketan, jadi lumayan tahu banyak soal makanan yang satu ini... nah yang agak asing memang keju ini, yang banyak yang bilang 'keju Enrekang', saya belum mencobanya sekalipun.
nah harus cobain..
gw suka makan brem, teksturnya kayak kapur datar tp enak digigit makan pelan2