10 Makanan Khas Malta Rasanya Menggoda Lidah


sisil angelin  September 18, 2019  0 Comment

Ketika memiliki kesempatan untuk singgah di Maltese Island, kurang afdol rasanya bila tidak mencicipi makanan khas Malta. Negara yang kental akan perpaduan unsur budaya Timur Tengah dan Eropa tersebut memiliki banyak kuliner unik yang wajib dicoba. Di bawah ini adalah daftar penganan tradisional negara tersebut yang paling direkomendasikan.

Makanan Khas Malta

1. Torta Tal-Lampuki

Torta Tal-Lampuki
image credit : https://www.196flavors.com

Tidak perlu heran jika nama-nama kuliner tradisional Malta terasa agak sulit untuk diucapkan. Percampuran kultur turut menjadi salah satu penyebabnya. Menu khas pertama yang direkomendasikan untuk Anda cicipi adalah Torta Tal-Lampuki. Ini adalah menu pai dengan bahan utama ikan Lampuki—ikan favorit masyarakat Malta. Cita rasanya setelah diolah amat lezat.

Uniknya, di Malta, tidak ada resep pasti pengolahan Torta Tal-Lampuki ini. Sebab, resepnya sendiri diwariskan secara turun temurun di keluarga. Jadi, hasil olahan akhirnya berbeda-beda tergantung siapa yang mengolahnya. Namun, kalau Anda mampir di Marsaxlokk, ada restoran sederhana bernama Ix-Xlukkajr, yang menjualnya secara fresh dan rasanya juga sangat lezat.

Gotravelly

Seafood Factory, Nikmatnya Menu Seafood Yang Ramah Di Kantong

Menyantap Kuliner Lezat Di Warung Nasi Cumi

2. Pastizzi

Pastizzi
image credit : http://uncovermalta.com

Di kalangan turis, makanan khas Malta yang satu ini merupakan yang paling populer. Sekilas pandang, penganan yang masuk kategori camilan ini mirip croissant. Isiannya ada dua varian, yaitu kacang polong asin atau ricotta asin. Dominasi rasa gurih dan krispi akan langsung terasa ketika pertama kali menggigit Pastizzi.

Jika ingin menikmati Pastizzi paling nikmat di seantero Malta, Anda bisa mampir ke Tas-Serkin atau Crystal Palace yang berada di Kota Rabat. Selain cita rasa yang otentik, toko tersebut buka selama 24 jam, jadi kapan saja menginginkannya bisa langsung membeli. Pastizzi paling nikmat bila disantap bersama dengan minuman klasik Kinnie.

Baca juga :  11 Makanan Khas Bogor yang Rasanya Nagih Pecinta Kuliner Wajib Coba

3. Gagħaq tal-għasel

Gagħaq tal-għasel
image credit : https://www.ebeach.se

Kalau Anda kesulitan melafalkan dessert atau makanan penutup khas Malta yang satu ini, sebutlah dengan cincin madu. Sebab, bentuknya memang menyerupai cincin. Meski demikian, penganan ini justru tidak mengandung madu. Komposisinya terdiri dari rempah-rempah, vanili, lemon, selai, gula, dan jeruk. Embel-embel madu untuk mendeskripsikan cita rasa manis yang mendominasi.

Makanan penutup ini sebenarnya sangat mudah didapatkan di berbagai sudut Malta. Terutama saat musim karnaval dan perayaan Natal tiba. Meski begitu, lokasi terbaik untuk berburu kuliner ini adalah di Kafe Cordina, Valetta. Apalagi jika menyantapnya ditemani secangkir teh hangat atau bisa juga dengan anggur bundar tradisional Malta.

4. Timpana

Timpana
image credit : https://www.taste.com.au

Makanan khas Malta selanjutnya adalah Timpana. Sekilas pandang, bisa jadi Anda mengiranya sebagai macaroni schotel—penganan khas Belanda—yang dipanggang. Hal itu didasari dari bahan utamanya yang sama, yakni macaroni. Dari segi rasa pun kurang lebih mirip, gurih. Bedanya, macaroni schotel cenderung bertekstur basah, sedangkan Timpana sangat kering.

Komposisinya terdiri dari macaroni, tomat, daging cincang, telur, dan keju. Semua bahan dicampurkan untuk kemudian dibungkus puff pastry. Adonan dipanggang hingga berwarna cokelat keemasan. Menu ini umumnya dinikmati ketika Natal tiba, sebagai makanan pembuka sebelum mengonsumsi kalkun. Namun, di luar waktu Natal juga banyak yang menjualnya di toko-toko kue.

5. Fenkata

Fenkata
image credit : https://www.maltaholidaylets.com.mt

Hidangan ini merupakan alternatif bagi Anda yang ingin mencicipi olahan daging rendah kolesterol. Fenkata atau sup kelinci ini merupakan menu tradisional Malta yang sudah ada sejak abad ke-18. Meski demikian, akibat sempat menurunnya populasi kelinci di negara tersebut, olahan ini sempat dilarang. Ketika era modern tiba, Fenkata kembali diizinkan dikonsumsi.

Daging kelinci diolah bersama dengan rempah-rempah khas Malta serta anggur tradisional, kemudian ditambahkan dengan kentang dan kacang polong. Fenkata dengan cita rasa paling otentik ada di Kota Mgarr, tepatnya di United Bar. Dihidangkan dalam sebuah mangkuk besar, seporsi Fenkata bisa dinikmati oleh 2-3 orang sekaligus.

Baca juga :  14 Restoran di Sunter Enak Banget dan Sangat Populer

6. Kwareżimal

Kwareżimal
image credit : https://www.newsbook.com.mt/

Warga asli Malta memiliki sebuah tradisi, yaitu berpuasa hari Rabu dan Jumat ketika menjelang Paskah. Selama periode pra paskah tersebut, mereka tidak mengonsumsi makanan dengan kandungan protein hewani seperti daging-dagingan dan telur. Makanan khas Malta ini menjadi menu wajib tatkala berbuka dari puasa pra paskah itu.

Teksturnya menyerupai biskuit yang renyah dengan warna cokelat yang bertabur dengan kacang-kacangan di atasnya. Penganan ringan ini diolah dari bahan-bahan seperti rempah, madu, dan almond. Cita rasa utamanya adalah manis dan gurih. Dalam periode pra paskah, banyak sekali toko yang menawarkan penganan ini. Harganya juga sangat terjangkau.

7. Soppa Tal-Armla

Soppa Tal-Armla
image credit : https://mykitchenstories.com.mt

Selanjutnya, menu tradisional dari Malta adalah Soppa Tal-Armla atau yang disebut juga Sup Janda. Nama yang unik sekali, bukan? Kuliner ini sekaligus merupakan olahan khas Malta yang paling populer. Proses pembuatan sup ini tidaklah sebentar, karena membutuhkan hampir semalaman untuk mendapatkan cita rasa yang lezat dan otentik.

Bahan-bahan seperti sayuran, kentang, kacang polong, wortel, dan kembang kol diolah dengan pasta dari tomat. Dahulu kala, hanya para janda miskin yang mengolahnya agar dapat mengonsumsi makanan bergizi dengan bahan-bahan murah meriah. Namun, saat ini Soppa Tal-Armla justru menjadi makanan nasional yang dijual di warung kaki lima hingga restoran ternama.

8. Kannoli

Kannoli
image credit : https://www.loveholidays.com

Makanan khas Malta selanjutnya termasuk dalam kategori makanan ringan namun cukup untuk mengganjal perut saat lapar, yaitu Kannoli. Di daerah Fontanella, menu ini merupakan andalan mereka. Olahan ini berupa ricotta manis yang dijadikan isian roti kering goreng. Kemudian, di atasnya akan diberi taburan gula halus. Manis, gurih, dan nikmat.

9. Pudina tal-ħobż

Pudina tal-ħobż
image credit : https://leahogg.com

Lebih mudah menyebut penganan ini puding khas Malta. Sejarahnya berasal dari abad ke-18 lalu di mana para pekerja hanya dibayar roti. Supaya roti bertekstur kering itu lebih nikmat saat disantap, mereka memutuskan mengolahnya. Mereka merendamnya dalam bahan pemanis seperti cokelat dan gula. Sayangnya, jarang sekali yang menjualnya di masa kini.

Baca juga :  7 Lumpia Enak di Semarang Ini Rasanya Bikin Ketagihan

Tapi, jangan khawatir. Anda tetap bisa menemukannya di kafe-kafe Pulau Gozo. Hampir semua kedai di sepanjang jalan utama menyediakannya sebagai pendamping untuk menyeruput secangkir kopi. Biasanya menu puding ini hanya tersedia di pagi hari saja. Dengan kata lain, jika Anda ingin mencicipinya, usahakan untuk mampir pagi-pagi sekali.

10. Log Natal Malta

Log Natal Malta
image credit ; https://lifestyle.okezone.com

Di negara-negara Eropa, terdapat tradisi untuk membuat log natal tradisional atau yang disebut Buche de Nöel. Namun, bentuk, bahan, serta cita rasanya berbeda-beda. Begitu pula dengan log natal tradisional Malta. Berbeda dengan mayoritas negara serumpunnya yang condong memiliki tekstur lembut menyerupai bolu, di Malta teksturnya krispi menyerupai biskuit.

Bahan-bahan yang digunakan adalah regal yang dihancurkan untuk kemudian dicampur dengan ceri, kacang, dan susu kental. Adonan kemudian dibentuk menjadi gulungan dan disiram cokelat leleh. Jadi, cita rasa yang dihasilkan adalah gurih sekaligus manis tapi tidak terasa eneg sama sekali. Tampilannya pun sangat menggugah selera.

Jadi, mana makanan khas Malta yang membuat Anda tertarik? Jangan sampai lupa untuk mencicipinya ketika singgah ke kota budaya tersebut ya. Benar-benar aneka kuliner tradisional yang unik. Perlu diingat juga bahwa warga Malta tidak menjadikan nasi sebagai makanan pokok. Sehingga, jangan terkejut bila tidak menemukan nasi di berbagai restoran Malta.



Leave a Reply