Sebenarnya untuk mengetahui dengan pasti mengenai daftar klenteng tertua di Indonesia agak sulit, karena kebanyakan klenteng tidak memberikan keterangan tahun pasti, jadi hanya terdapat data tahun perkiraan berdasarkan informasi tertentu yang kadang kurang akurat, atau cerita para pendahulu, juga jarang terdapat prasasti, bahkan sejumlah klenteng tua kebanyakan malah sudah hancur atau lenyap tak berbekas lagi. Berikut ini adalah beberapa klenteng tertua di Indonesia.
diperkirakan berdiri pada tahun 1293. Klenteng Hong Tiek Hian ini merupakan klenteng tertua di Surabaya dan yang tertua di Indonesia juga. Klenteng tersebut dibangun oleh pasukan Tartar pada zaman Khu Bilai Khan di awal Kerajaan Majapahit sekitar abad ke 13. Khu Bilai Khan bersama rombongannya melakukan perjalanan ke Indonesia, lalu setibanya di Surabaya mereka membangun tempat beribadah klenteng tersebut. Bangunannya terdiri dari dua buah bagian utama. Altar makco dan kongco di lantai dasar, sedangkan pada lantai keduanya, terdapat altar Dewi Kwan Im, Budha serta dewa-dewi lainnya. Lokasi klenteng ini ada di Jalan Dukuh No 231 Surabaya. Klenteng ini dikunjungi oleh banyak orang setiap harinya, dan disamping sebagai tempat ibadah, di tempat tersebut juga seringkali diselenggarakan acara-acara tradisional China seperti pertunjukkan wayang Pho Tee Hi ataupun perayaan hari-hari besar China seperti Imlek.
Indahnya Blue Temple Chiang Rai – Wat Rong Seur Ten
City Pillar Shrine: Kuil Pertama Yang Berdiri Di Bangkok
Klenteng ini diperkirakan berdiri pada tahun 1450. Klenteng Talang ini lokasinya ada di Jalan Talang Nomor 2 yang secara administratif berada di wilayah Kampung Keprabon RT 03 RW 02, Kelurahan Lemah Wungkuk, Kecamatan Lemah Wungkuk.
Kelenteng Talang ini berasal dari bahasa kanton yang berarti tuan besar, didirikan menghadap ke arah timur dan dibangun di atas tanah seluas 400 m2. Pada bagian depan terdapat genta dan kilin, yakni patung singa yang terbuat dari bahan batu pasir arkose. Atap ruang utama disangga dengan enam tiang berwarna merah polos. Terdapat patung kuda-kuda berhias ukiran bermotif flora dan fauna yang didominasi warna hijau. Sedangkan altar utama di ruang tersebut terbuat dari kayu jati. Altar itu adalah tempat persembahyangan kepada Kong Hu Chu.
Klenteng ini diperkirakan berdiri pada tahun 1466. Bangunan utama Kelenteng Hok Tek Ceng Sin di Jepara ini menggunakan atap mirip pelana tumpang khas bangunan Tiongkok. Pada puncaknya terdapat patung berupa sepasang naga berebut mustika. Naga merupakan lambang keadilan, dan kekuatan serta menjadi penjaga barang-barang juga tempat suci.
Sepasang Ciok say tampak sedang berjaga di Kelenteng Hok Tek Ceng Sin Jepara ini. Ciok say atau singa Kilin itu terdiri dari gabungan 18 binatang. Badannya adalah kuda dengan sisik ular dan ikan, serta berekor kura-kura, dengan kaki burung, kerbau, harimau, menjangan, dan bermata kepiting, serta telinga kelinci, dan taring macan, serta jenggot dan mulut singa. Ciok say jantannya memegang bola sedangkan yang betina memegang anaknya.
Di Serambinya terdapat Hiolo Thian berkaki tiga untuk memuja Dewa Langit. Pada bagian pilar tampak melilit seekor naga dengan matanya yang menyala, sedang berhadapan dengan harimau.
Naga itu untuk melambangkan keselamatan, dan pelindung arah timur yang juga melambangkan musim semi atau dimulainya kehidupan baru.
Sedangkan harimau itu untuk melambangkan keberanian serta sebagai pelindung dari roh-roh jahat, dan pelindung arah barat atau musim gugur. Di setiap pilarnya pada serambi Kelenteng Hok Tek Ceng Sin yang ada di Jepara ini terdapat lukisan binatang yang menggambarkan 12 Shio dalam budaya Tionghoa, yakni ada Tikus, juga Kerbau, dan Harimau, serta Kelinci, juga Naga, dan Ular, serta Kuda, juga Kambing, dan Monyet, juga Ayam, Anjing, serta Babi.
Klenteng ini diperkirakan berdiri pada tahun 1542. Klenteng tertua di provinsi Banten ini sudah dibangun sejak abad 16. Pembangunannya tidak bisa dilepaskan dari peran Sunan Gunung Jati, sebagai salah satu dari sembilan wali penyebar agama Islam di Indonesia. Lokasinya terletak 15 km dari arah utara Kota Serang, Banten. Vihara Avalokitesvara luasnya mencapai 10 hektar dengan altar Dewi kwan Im sebagai Altar utamanya.
Pada altar tersebut terdapat patung Dewi Kwan Im yang usianya sama tuanya dengan bangunan viharanya. Pada bagian samping kanan dan kiri terdapat patung dewa-dewa yang jumlahnya ada 16 dan ada juga tiang batu dengan ukiran naga. Kelenteng yang pernah terbakar di tahun 2009 tersebut juga mempunyai ukiran relief yang menceritakan tentang kejayaan Banten Lama saat masih sebagai kota pelabuhan yang ramai. Meski pernah mengalami musibah, tapi bentuk dan isi yang ada di dalamnya masih terjaga keasliannya, bahkan bangunan vihara ini masih terlihat kokoh seperti layaknya bangunan baru dengan warna khasnya yakni merah.
Klenteng ini adalah salah satu klenteng tertua yang ada di Bali. lokasinya ada di ujung utara Tanjung Benoa dan berada di wilayah Banjar Adat Darmayasa. Klenteng tersebut didedikasikan untuk Dewi Shui Wei serta 108 Bersaudara dari Hainan. Di seberang kelenteng itu terdapat suatu bangunan teater lalu disampingnya terdapat kuil kecil untuk perahu naga. Klenteng ini sudah ada semenjak zaman Kerajaan Badung yaitu sejak sekitar tahun 1548.
Klenteng ini berdiri pada sekitar tahun 1595. Lokasinya ada di Jl. Kantor No. 2, Kec Lemah Wungkuk, Cirebon.
Selanjutnya ada klenteng Kim Hin Kiong di Gresik, Jawa Timur. Tepatnya alamatnya ada di Jl. Dr. Setiabudi Gg IV / 56, Gresik. 1640 Terdapat hiolo indah berwarna keemasan di teras depan Kelenteng Kim Hin Kiong, disebut sebagai Hiolo Thian (Tuhan). Hiolo tersebut berfungsi untuk menancapkan batang hio yang dibakar serta yang telah dipakai untuk sembahyang. Terdapat juga ornamen kepala naga di bagian sisi depan dan di keempat kakinya, yang lebih mirip wajah raksasa, dengan relief naga yang menempel di kiri kanan hiolo.
Hu Tang Miao atau yang biasanya dikenal dengan sebutan Klenteng Banyuwangi adalah Kelenteng yang tertua juga di wilayah Jawa Timur. Dewata utama yang dipuja pada klenteng tersebut ialah Kongco Chen Fu Zhen Ren. TITD Hu Tang Miao adalah Klenteng induk dari sembilan klenteng Chen Fu Zhen Ren yang tersebar di Jawa Timur, dan Bali, serta Pulau Lombok. Klenteng ini diperkirakan dibangun pada tahun 1768 sampai 1784.
Kelenteng ini juga termasuk yang tertua di Indonesia. Lokasinya ada di Jl. Pantai Sanur No.5, Ancol, Jakarta. Diperkirakan didirikan pada tahun 1650, bersamaan juga dengan Kelenteng Jin De Yuan yang juga ada di Jakarta, dengan alamat tepatnya di Jl. Kemenangan III No. 13 (Petak 9), Jakarta.
Klenteng Bahtera Bhakti, Jakarta, Kelenteng ini juga termasuk yang tertua di Indonesia. Lokasinya ada di Jl. Pantai Sanur No.5, Ancol, Jakarta. Diperkirakan didirikan pada tahun 1650, bersamaan juga dengan Kelenteng Jin De Yuan yang juga ada di Jakarta, dengan alamat tepatnya di Jl. Kemenangan III No. 13 (Petak 9), Jakarta.
Klenteng Bahtera Bhakti, Jakarta
Kelenteng ini juga termasuk yang tertua di Indonesia. Lokasinya ada di Jl. Pantai Sanur No.5, Ancol, Jakarta. Diperkirakan didirikan pada tahun 1650, bersamaan juga dengan Kelenteng Jin De Yuan yang juga ada di Jakarta, dengan alamat tepatnya di Jl. Kemenangan III No. 13 (Petak 9), Jakarta.
Kemudian ada lagi klenteng Hok Tek Bio yang lokasinya ada di Jl. Suryakencana No. 1, Bogor. Klenteng ini diperkirakan berdiri pada sekitar tahun 1672.
Demikianlah pembahasan kita kali ini mengenai 10 klenteng tertua di Indonesia.
Terletak di kaki Gunung Lawu, Air Terjun Srambang Park Ngawi menawarkan keindahan alam yang luar…
Kami mengajak Anda untuk mengeksplor ketan durian, khas Wonosalam, Jombang. Ini adalah paduan sempurna antara…
Jawa Timur terkenal sebagai pusat durian terbaik di Indonesia. Wisata Durian Wonosalam di Kabupaten Jombang…
Di Bali, tempat sesajen sangat penting. Mereka menghubungkan manusia, alam, dan Tuhan. Pura Bali, rumah…
Belly dance, atau tari perut, berasal dari Timur Tengah, terutama Mesir. Ini adalah seni tarian…
Kami, masyarakat suku Dayak di Kalimantan, memiliki tradisi kuping panjang yang unik. Ini telah menjadi…