10 Foto Cemoro Lawang Keindahan Desa Dekat Bromo
Desa Cemoro Lawang menjadi salah satu objek wisata yang diburu para fotografer ketika berada di kawasan Bromo. Keindahan khas alam dengan latarnya hijau bersambung dengan gumpalan awan dan megahnya gunung Bromo menjadi landscape sempurna yang menyejukkan mata. Siapapun akan menyempatkan waktu sejenak untuk tak mengedipkan mata. Khususnya keindahan pada pagi dan sore harinya. Lantas apa Cemoro Lawang sebenarnya?
Jalur Masuk Area Gunung Bromo
Gunung Bromo menjadi destinasi unggulan yang ada di Indonesia karena keindahan alamnya yang luar biasa. Apalagi kawasan wisata ini sudah mendapatkan predikat istimewa dari dunia sebagai salah satu wisata alam terindah saat ini. Tak heran jika beberapa film baik film nasional maupun film internasional menggunakannya sebagai latar tempat produksi film.
Letaknya yang menjadi satu kawasan dengan gunung tertinggi di Jawa semakin menahbiskan diri sebagai wisata yang wajib dikunjungi bagi para pecinta traveler dan tracking. Pemandangan lautan pasir dengan bentangan awan menyelimuti ditambah dengan gagahnya Mahameru akan membuat siapapun terpana dan tak bisa berkata-kata.
Untuk masuk ke kawasan Bromo Semeru ini ada 3 jalur yang bisa digunakan yakni jalur Malang, Pasuruan, dan Probolinggo. Masih ada satu lagi pintu masuk yakni dari Lumajang dengan melewati desa Ranupane akan tetapi jalur tersebut tidak direkomendasikan karena medan yang sulit. Jalur Malang ditandai dengan masuk wilayah Ngadas, sedangkan jalur dari Pasuruan ditandai dengan masuk wilayah Tosari, dan Probolinggo menjadi pintu masuk dengan ditandai masuk wilayah Cemoro Lawang.
Jadi inilah mengapa Cemoro Lawang sering disebut dengan pintu gerbang masuk kawasan Bromo. Cemoro Lawang terkenal karena memang menjadi desa paling eksotis dan berbatasan langsung dengan lautan pasir Bromo.
Desa Kecil Milik Suku Tengger
Ketiga desa tersebut yakni Ngadas, Tosari, dan Cemoro Lawang merupakan nama sebuah desa yang dihuni oleh suku asli yang mengitari kawasan Bromo Semeru. Suku asli tersebut bernamakan suku Tengger. Ciri khas dari suku ini adalah selalu menggunakan sarung yang diselempangkan ke lehernya baik dari kalangan anak-anak sampai orang tua semua mengenakannya. Kawasan Bromo yang terkenal sangat dingin menjadi alasan mengapa suku ini menggunakan sarung yang dililitkan ke lehernya.
Suku ini masih memiliki adat istiadat yang kental dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan kepercayaan pada leluhurnya membuat kawasan Bromo Semeru masih tetap terjaga kelestariannya. Salah satu adat yang selalu menjadi perhatian dunia dan bahkan masuk ke dalam acara skala nasional adalah upacara Kasada.
Bisa dibilang bahwa upacara ini adalah hari raya bagi suku Tengger dan sebagai bentuk rasa syukurnya pada sang pencipta. Upacara ini berjalan selama 2 hari dimulai pada malam hari dengan pembacaan berbagai mantra dan ritualnya. Puncaknya adalah ketika pemimpin adat memberikan korban berupa hewan ternak dan hasil panen ke dalam kawah gunung Bromo.
Cemoro Lawang merupakan desa kecil yang dihuni oleh suku Tengger ini. Ada alasan mengapa desa ini terlihat begitu eksotis dan cantik yaitu keahlian dari suku Tengger dalam bercocok tanam. Saat masuk ke desa ini, pengunjung akan terpesona melihat perbukitan yang dipenuhi oleh tanaman perkebunan yang ditata dengan sangat rapi.
Keindahan inilah yang membuat desa Cemoro Lawang menjadi salah satu jujukan penting saat berada di Bromo. Dengan suasana khas pedesaan dilatari oleh indahnya pegunungan Bromo akan membuat pengunjung betah berlama-lama ada di kawasan ini.
Asal Usul Nama Cemoro Lawang
Nama Cemoro Lawang sendiri memiliki sejarah yang berkesinambungan dengan banyaknya versi yang beredar. Asal usul nama Cemoro Lawang sendiri tidak bisa dipastikan secara pasti. Namun dari segi tata bahasa Cemoro Lawang memiliki arti pohon cemara yang dijadikan sebagai pintu. Kedua nama tersebut berasal dari bahasa Jawa khas Jawa Timuran yakni cemoro dan lawang. Cemoro artinya pohon pinus atau cemara sedangkan lawang artinya pintu.
Jika diteliti dengan benar maka kedua kata tersebut memang layak disematkan pada desa ini karena banyaknya pohon cemara tinggi di sepanjang jalan desa. Bahkan jika dilihat dari ketinggian akan tampak jelas banyaknya phon cemara yang berada di kawasan desa tersebut.
Keindahan cemara juga tampak berjajar lurus mulai dari lereng perbukitan ke arah desa. Sedangkan lawang memiliki arti gerbang utama karena pintu masuk utama saat mengunjungi kawasan Bromo adalah dari desa ini. Inilah yang menyebabkan nama dari desa ini Cemoro Lawang.
Cara Menikmati Keindahan Desa Cemoro Lawang
Keindahan desa ini sudah tampak saat mulai memasukinya dengan area perbukitan yang menjulang dengan perkebunan warna warni diatasnya. Belum lagi dengan desanya yang tampak asri dan terasa sejuk menyegarkan. Disinilah tempat persinggahan bagi para penikmat sunrise di gunung Bromo. Di desa ini sudah disediakan banyak penginapan dan akomodasi selama berada di Bromo. Jadi ada banyak homestay yang menawarkan keindahan pemandangan Bromo langsung di desa ini.
Desa ini akan tampak lebih memukau lagi ketika pengunjung naik ke tempat lebih tinggi lagi yakni di Pananjakan. Pananjakan merupakan tempat utama untuk melihat keindahan matahari terbit di gunung Bromo secara langsung dengan landscape yang luas dan menyeluruh.
Dari atas sini akan tampak lautan pasir Bromo yang diselimuti oleh awan malam hari dan berangsur naik ke permukaan melewati desa Cemoro Lawang. Kabut lembut yang bergerak menuju desa menjadi fenomena yang tak bisa dihiraukan begitu saja. Di sisi lain akan terlihat betapa kawasan ini menjadi satu kesatuan yang eksotis dengan gunung Bromo.
Transportasi Menuju Cemoro Lawang
Pengunjung yang ingin datang ke desa Cemoro Lawang terlebih dahulu harus berhenti di kota Probolinggo. Kota ini mudah dijangkau misalnya melalui dua bandara yang ada di Surabaya dan Malang maka langsung arahkan tujuan ke terminal terdekat. Jika turun di bandara Malang maka langsung ke terminal Arjosari sedangkan untuk yang turun dari bandara Surabaya langsung masuk terminal Purabaya. Kemudian carilah bus yang menuju ke arah Probolinggo.
Catatan penting jika ada yang memulai perjalanan dari Malang maka alangkah baiknya untuk mencari informasi ke Bromo melalui wilayah Ngadas. Jadi rute ini direkomendasikan dari arah Surabaya yang langsung menuju ke kota Probolinggo. Setelah sampai tinggal mencari transportasi umum menuju kawasan ini.
Harganya juga bervariatif tergantung pada masa ramainya gunung Bromo. Ketika sudah sampai di kawasan Cemoro Lawang, pengunjung bisa mencari penginapan selama di Bromo. Sedangkan untuk melihat keindahan pagi hari, pengunjung harus bersiap jam 3 pagi untuk berangkat ke pananjakan.
Transportasi Menuju Pananjakan Bromo
Ada banyak orang yang nantinya menawarkan untuk ke pananjakan ketika sudah sampai di Cemoro Lawang. Artinya ada kesempatan untuk menikmati indahnya dari ketinggian. Untuk mencapai lokasi ini membutuhkan sepeda trail dan mobil offroad khusus untuk menerjang medan yang cukup curam. Namun disinilah serunya yangnantinya bisa menantang adrenalin di dini hari. Ketika sampai maka tidak ada kata yang bisa terucap akan keindahan dan eksotisme Bromo beserta desa Cemoro Lawang.
Andi Fitriani says:
Infonya lengkap. Btw buat masuk ke desa suku tengger ada syarat tertentunya ga sih ?
Newsteen says:
ih cemoro lawang indah banget yah