Air Terjun Pelangi adalah objek wisata yang cukup populer di kalangan pendaki. Biasanya, mereka datang ke sini sebelum melanjutkan perjalanan ke Gunung Semeru untuk menikmati pemandangan dan memuaskan rasa penasaran.
Air Terjun Pelangi atau Coban Pelangi adalah objek wisata yang dikelola oleh Perum Perhutani Malang. Letaknya tidak terlalu jauh dari Gunung Semeru dan masih menjadi bagian dari kawasan Taman Nasional Bromo. Sehingga, tidak heran apabila Coban Pelangi sangat terkenal di kalangan para hikers, terutama yang pernah mendaki Gunung Semeru.
Air terjun yang mempunyai ketinggian 110 meter ini dikelilingi oleh tebing batu karang dan pepohonan hijau. Itulah mengapa pemandangan di sekitarnya terlihat masih natural dan asri. Ketika pertama kali datang ke sini, Anda juga akan disambut nyanyian para burung dan hiruk pikuk hewan liar yang tinggal di sana.
Selain itu hawanya sangat sejuk, apalagi cipratan air terjun yang mengenai area di dekatnya membuat nuansa Coban Pelangi semakin menyegarkan. Tapi, karena terletak di ketinggian 1.400 mdpl, suhu di objek wisata tersebut juga sangat dingin, bahkan pernah sampai 19 derajat Celcius.
Daya tarik atau keunikan air terjun ini terletak pada kemampuannya mengeluarkan berbagai warna yang mirip pelangi. Waktu yang tepat untuk menyaksikan fenomena itu adalah pukul 10.00-12.00 siang ketika cuaca cerah. Pada saat itulah sinar matahari masuk dan membias di antara cipratan air terjun. Fenomena indah ini juga sekaligus menciptakan nama bagi air terjun yang ada di Gubuk Klakah tersebut.
Bila Anda datang pada sore hari, fenomena itu akan menghilang karena kabut di sekitar air terjun perlahan-lahan turun dan menghalangi cahaya masuk. Jika cuaca buruk, tidak disarankan untuk mendekat ke air terjun karena sering terjadi banjir.
Untuk menikmati panorama di Coban Pelangi bisa dibilang tidak mudah. Terdapat berbagai rintangan yang harus ditempuh untuk mencapainya. Terutama, setelah memasuki pintu masuk dan memarkir kendaraan. Anda masih harus berjalan kaki sejauh 1 km untuk sampai ke kawasan air terjun. Perlu banyak persiapan, khususnya fisik dan mental, sebab Anda akan melalui jalan setapak yang naik turun dan cukup terjal. Sudut kemiringannya mencapai 45 derajat dan cukup licin karena banyak terdapat batu-batu berlumut.
Walaupun demikian, tidak perlu khawatir karena di sepanjang perjalanan menuju Coban Pelangi, Anda akan dihibur oleh pemandangan yang menakjubkan. Tak hanya itu, di beberapa titik lokasi terdapat tempat istirahat dan warung-warung yang menawarkan makanan serta minuman.
Di setengah perjalanan, Anda akan melewati jembatan bambu yang cukup eksotis. Jembatan ini biasanya digunakan para pengunjung untuk menyeberangi sungai yang sering dijadikan tempat istirahat sekaligus foto-foto. Banyak yang menyebutnya Jembatan Cinta karena sering dilalui oleh pasangan muda-mudi sambil bergandengan tangan. Pada dasarnya jembatan itu hanya dapat dilewati dua orang, sehingga kalau bergandengan tangan rasanya lebih mesra.
Coban Pelangi tidak jauh dari sungai tersebut. Gemuruh suara air terjun sudah terdengar beberapa meter dari situ. Mungkin disini Anda akan mempercepat langkah agar segera sampai di tujuan. Jalan setapak yang dilalui berbentuk seperti undakan dengan pembatas bambu. Karena jalannya menanjak, bagian pertama yang akan Anda lihat ketika sampai di anak tangga teratas adalah puncak air terjun. Bila diperhatikan, air yang turun dari puncak bukit membentuk satu garis lengkung pada tebing hijau.
Coban Pelangi terletak di Desa Gubuk Klakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Berjarak kurang lebih 32 km dari Kota Malang, destinasi wisata ini bisa ditempuh selama 3 jam berkendara. Ada dua rute yang dapat dilewati pengunjung bila hendak ke Coban Pelangi, yaitu:
Jika naik kendaraan umum, Anda dapat menuju ke Terminal Arjosari. Setelah itu, dilanjut dengan angkot ke Pasar Tumpang. Sewa Jeep atau truck untuk meneruskan perjalanan dari Pasar Tumpang ke Desa Gubuk Klakah. Coban Pelangi berada di sebelum persimpangan Desa Jemplang, yakni jalur untuk naik ke Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Anda akan menemukannya dengan mudah karena di sebelah kanan jalan terdapat papan bertuliskan “Air Terjun Coban Pelangi”.
Banyak wisatawan dan pendaki yang menggunakan rute ini saat melakukan tour ke Bromo. Biasanya, tour tersebut memang dimulai dari mengunjungi kawah Bromo, padang rumput Savana dan dilanjut ke Coban Pelangi. Berdasarkan pengalaman para wisatawan yang mengunjungi Coban Pelangi dari jalur Cemoro Lawang Bromo, mereka selalu disambut oleh pemandangan alam yang menarik dan membuat perjalanan lebih mengasyikkan.
Jalur menuju Coban Pelangi sudah diaspal, tapi sedikit menanjak sebelum masuk Desa Gubuk Klakah. Jalannya juga tidak terlalu lebar, hanya pas untuk dua kendaraan berroda empat. Bahkan, setelah memasuki Desa Gubuk Klakkah akan mulai menyempit dan berkelok. Jadi, Anda harus hati-hati dan mempersiapkan kendaraan dengan baik.
Walaupun dapat dilalui dengan mudah, disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat agar cepat sampai di lokasi. Bila masih belum mengetahui arah lokasinya, Anda bisa bertanya kepada penduduk sekitar.
Tarif masuk ke Coban Pelangi tergolong murah. Setiap pengunjung hanya dikenai biaya Rp6.000,-. Tapi, Anda harus tetap membayar parkir sebesar Rp4.000,- (untuk kendaraan roda dua) dan Rp10.000,- (untuk kendaraan roda empat).
Meskipun pengelolaan lingkungannya masih sangat sederhana, tidak berarti pengelola wisata mengabaikan fasilitas-fasilitas untuk para pengunjung. Terbukti dengan terawatnya beberapa gazebo, kamar mandi, mushola serta beberapa fasilitas pendukung lainnya di sekitar air terjun. Selain itu, warung-warung yang menyediakan aneka jajanan dan air minum juga tertata rapi.
Bila ingin mencoba hal baru, pengunjung bisa pergi ke area menunggang kuda. Cukup dengan membayar Rp25.000-45.000, Anda dapat mengelilingi kawasan air terjun. Di samping itu, juga ada area camping seluas 8.000 meter yang telah dipersiapkan pengelola. Tapi, bila sedang camping di sana, Anda tidak boleh mengotori atau merusak lingkungan.
Perlu diketahui, saat musim kemarau pengelola kerap menutup objek wisata tersebut pada pukul 16.00 untuk menghindari longsor. Disarankan juga bagi Anda yang ingin menikmati fenomena “warna-warni” untuk datang ketika pergantian musim hujan dan kemarau di Air Terjun Pelangi.
Terletak di kaki Gunung Lawu, Air Terjun Srambang Park Ngawi menawarkan keindahan alam yang luar…
Kami mengajak Anda untuk mengeksplor ketan durian, khas Wonosalam, Jombang. Ini adalah paduan sempurna antara…
Jawa Timur terkenal sebagai pusat durian terbaik di Indonesia. Wisata Durian Wonosalam di Kabupaten Jombang…
Di Bali, tempat sesajen sangat penting. Mereka menghubungkan manusia, alam, dan Tuhan. Pura Bali, rumah…
Belly dance, atau tari perut, berasal dari Timur Tengah, terutama Mesir. Ini adalah seni tarian…
Kami, masyarakat suku Dayak di Kalimantan, memiliki tradisi kuping panjang yang unik. Ini telah menjadi…