Anugerah Foto Pewarta Indonesia (APFI) merupakan panggung perhagaan tertinggi untuk para wartawan foto di Indonesia. Dari tahun ke tahun apresiasi terhadap APFI semakin meningkat. Puluhan ribu orang hadir ingin menyaksikan hasil karya dari para pewarta di Indonesia.
Tahun 2022 lalu, APFI diselenggarakan di Merdeka Walk, kota Medan. Namun tahun 2023, APFI diadakan di Surabaya. Anugerah Foto Pewarta Indonesia ini menjadi salah satu rangkaian acara Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) yang ke-730.
APFI memamerkan beberapa peristiwa bersejarah yang direkam oleh para wartawan dan jurnalis setiap tahunnya. Selain itu ada dewan juri yang akan melakukan penilaian terhadap foto – foto yang ditampilkan dalam setiap pameran.
Adapun dewan juri yang turut serta memberikan penilain dalam proses APFI ini adalah orang-orang yang memiliki pemahaman akan dunia jurnalistik. Di antaranya adalah para pewarta foto, jurnalis senior, praktisi fotografi, dan para akademisi. Ada ribuan foto yang diikut sertakan dalam agenda foto pewarta Indonesia tersebut.
Anugerah Pewarta Foto Indonesia ini sendiri memiliki tujuan untuk mengapresiasi para pewarta foto yang telah melakukan tugasnya dengan membuat karya jurnalistik. Selain itu, APFI juga menjadi rangkaian acara yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat secara luas. Memberikan kesadaran untuk siapa saja, mengenai pentingnya sebuah potret dengan nilai berita yang terkandung di dalam sebuah objek foto.
Anugerah Foto Pewarta Indonesi (APFI) diikuti oleh 300 pewarta dengan total karya sebanyak 2.512 foto. Foto- foto yang telah diseleksi oleh dewan juri ditampilkan di ruang bawah tanah tepatnya di Alun – Alun kota Surabaya. Dalam pameran ini, Pewarta foto Indonesia menampilkan 20 foto tunggal dan 15 foto essay. Pameran ini berlangsung dari tanggal 12 Mei 2023 – 18 Mei 2023.
Dari kategori di atas tragedi Kanjuruhan memenangkan 3 dari total 13 kategori foto yang telah ditentukan dengan judul “Korban Gas Air Mata Tragdedi Kanjuruhan”. Foto yang menampilkan potret dari korban tragedi kanjuruhan ini merupakan karya dari Guslan Gumilang. Seorang jurnalis dari media Jawa Pos yang meraih penghargaan Photo of the year dan foto tunggal terbaik katergori General news.
Potret selanjutnya dari Faizal Fanani media Liputan6.com berhasil menjadi nominasi dengan kategori Foto Tunggal Terbaik People in The News. Foto tersebut memiliki judul “Rekontruksi Kasus Kematian Brigadir Joshua”.
Melalui potret tersebut terlihat potret Ferdi Sambo beserta istri yaitu Putri Candrawati sedang menjalani proses rekontruksi pembunuhan berencana Brigadir Yosua. Rekontruksi tersebut dilakukan di rumah dinas Duren Tiga Jakarta, 30 Agustus 2022.
Selanjutnya ada sebuah karya dari Arief Budiman media Jawapos. Dokumentasi berita tersebut, berhasil masuk nominasi foto tunggal dengan kategori Art, Culture and Entertaiment.
Melalui potret itu terlihat jemaah Masjid Darussalam kota Solo, menyemburkan api ketika mengikuti kirab obor di malam Takbiran. Foto tersebut diberi judul “Kirab Obor Malam Takbiran”.
Kemudian karya dari Iggoy El Fitra masuk foto tunggal terbaik dengan kategori Art, Culture & Entertaiment dengan judul “Festival Galundi Singkarak”. Terlihat potret dari atas ibu – ibu menjunjung jamba (makanan) saat mengikuti arak – arakan festival Galundi Singkarak di Nagari Batu Taba, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada tanggal 29 Oktober 2022.
Kali ini dari kategori Citizent Journalist, karya dari Zikri Maulana berhasil masuk nominasi dengan foto tunggal terbaik dengan judul “Banjir Putus Akses Jalan”. Pengungsi etnis Rohingya berjalan ke tempat penampungan sementara setelah perahu kayu yang mereka tumpangi terdampar di Pantai Bluka Teubai, Kabupaten Aceh Utara, Aceh pada tanggal 16 November 2022.
Masih karya dari Zikri Maulana dengan kategori foto tunggal nominasi Citizent Journalist yang berjudul “ Pengungsi Rohingya terdampar di Aceh”. Pengungsi etnis Rohingya berjalan ke tempat penampungan sementara setelah perahu yang mereka tumpangi terdampar di Pantai Bluka Teubai, Kabupaten Aceh Utara, Aceh pada tanggal 16 November 2022.
Foto Tunggal Terbaik dari kategori Nature & Environment berasal dari Fachrul Reza dengan judul “Mencegah Penyebaran Tumpahan Minyak”. Terlihat potret seorang pekerja menyedot tumpahan minyak biosolar di kawasan pesisir Desa Hagu Selatan, Kota Lhokseumawe, Aceh, 24 April 2022.
Tumpahan minyak tersebut disebabkan oleh kebocoran pada bagian lambung kapal pengangkut minyak Sea Chest Kapal MT Aerosea Catalina yang sedang menyalurkan bahan bakar ke IT Pertamina Lhokseumawe, sehingga menyebabkan satu ton solar merembes ke laut.
Kali ini Foto Esai dengan nominasi Sport News karya dari Thoduy Badai dengan judul “Lampaui Batas, Berjuang untuk Kesetaraan”. Terlihat potret dari ekspresi dan kepalan tangan pelari IndonesiInsan Nurhaia dengan badan terbalut bendera merah putih, ia merupakan salah satu dari ribuan atlet disabilitas yang berusaha melawan dan stigma dalam ajang ASEAN Para Games 2022.
Foto Tunggal dengan kategori Art Culture and Entertaiment kali ini berasal dari Jeprima dengan judul “Citayam Fashion Week”. Terlihat potret seorang pria mengenakan baju bermodel pocong saat mengikuti Citayam Fashion Week di jalan Sudirman, Jakarta 23 Juli 2022.
Foto Esai dengan nominasi People In The News karya dari Rivan Awal Lingga dengan judul “Menilik Cemas Suku Balik”. Terlihat potret suasana dan kehidupan dari suku Balik, sebanyak 200 kepala keluarga (KK) masyarakat adat Suku Balik hidup di wilayah Negara Rimba Nusa. Hutan dan sungai merupakan urat nadi bagi mereka yang sudah menetap sejak penjajahan Jepang hingga saat ini.
Suku Balik telah melakukan upaya untuk mengenalkan budaya mereka kepada para pendatang serta warga lokal. Salah satu upaya pengenalan tersebut melalui Tari Ronggeng Balik.
Foto selanjutnya datang dari dunia bola, kali ini karya dari Arief Priyono. Karya fotografi tersebut masuk kategori Foto Esai Terbaik People in The News dengan judul “Duka Bola dan Air Mata Aremania”. Terlihat potret dari korban gas air mata saat pertandingan antara Persebaya dan Aremania di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Seperti yang telah tertulis pada berbagai macam media, bahwa sebanyak 135 nyawa telah melayang usai pertandingan bola di lapangan Stadion Kanjuruhan. Kejadian tersebut banyak memakan nyawa, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.
40 korban di antara 135 nyawa yang melayang tersebut adalah anak-anak. Kejadian yang menjadi tragedi ini merupakan peristiwa menyedihkan terbesar kedua di dunia. Sebelumnya, pada tahun 1964, terjadi sebuah tragedi di dunia sepak bola yang dikenal dengan Estadio Nacional di Peru yang menghilangkan nyawa sekitar 328 orang.
Itulah beberapa karya dari para pewarta Indonesia yang ditampilkan di Alun – Alun Surabaya. Para penerima Anugerah diundang ke Surabaya untuk menerima trophy APFI. Ketua APFI 2023 bersyukur pameran Anugerah Pewarta Foto Indonesia berjalan lancar dan sukses. Semoga ke depannya pameran yang diadakan di kota – kota selanjutnya bisa lebih baik lagi dari sebelumnya.
Terletak di kaki Gunung Lawu, Air Terjun Srambang Park Ngawi menawarkan keindahan alam yang luar…
Kami mengajak Anda untuk mengeksplor ketan durian, khas Wonosalam, Jombang. Ini adalah paduan sempurna antara…
Jawa Timur terkenal sebagai pusat durian terbaik di Indonesia. Wisata Durian Wonosalam di Kabupaten Jombang…
Di Bali, tempat sesajen sangat penting. Mereka menghubungkan manusia, alam, dan Tuhan. Pura Bali, rumah…
Belly dance, atau tari perut, berasal dari Timur Tengah, terutama Mesir. Ini adalah seni tarian…
Kami, masyarakat suku Dayak di Kalimantan, memiliki tradisi kuping panjang yang unik. Ini telah menjadi…