Tidak lama lagi, dalam sembilan hari ke depan, tepatnya pada tanggal 19 Mei 2019 umat Buddha di seluruh dunia akan merayakan hari besarnya, yakni Waisak. Di Indonesia masyarakatnya yang memeluk agama Buddha setiap tahun juga merayakannya di Candi Tempat Menyaksikan Rangkaian Hari Raya Waisak. Biasanya puncak perayaan hari raya Waisak diselenggarakan di Candi Borobudur.
Candi Borobudur sendiri keberadaannya masuk ke dalam provinsi Jawa Tengah, di Kabupaten Magelang. Umat pemeluk agama Buddha yang domisilinya masih dalam wilayah Jawa Tengah, yang dekat dengan Magelang, Jogjakarta dan Semarang (ibu kota provinsi Jawa Tengah) dan daerah-daerah lain disekitarnya pada umumnya memilih untuk merayakan puncak Waisak di Candi Borobudur.
Selama ini orang-orang tahunya Waisak dirayakan di Candi Borobudur, puncaknya di sini. Umat penganut agama Buddha memang banyak lebih memilih untuk merayakan Waisak di Candi Borobudur karena para pemuka agama Buddha yang ada di Indonesia juga merayakannya di candi ini. Pemuka agama Buddha ini berbaur dengan umat Buddha lainnya dari seluruh nusantara.
Umat Buddha yang datang ke Candi Borobudur ternyata ada yang berasal dari luar negeri. Mereka berduyun-duyun datang ke Candi Borobudur karena memang ingin merayakan Waisak di candi peninggalan agama Buddha yang paling tua dan paling besar, yang sangat fenomenal, yang sudah sangat terkenal namanya sampai ke seantero dunia.
Dengan merayakan Waisak di Candi Borobudur akan semakin lebih khusuk, lebih sakral, nuansanya berbeda. Hari raya Waisak hanya diselenggarakan satu tahun sekali di Candi Borobudur, puncak perayaannya di sini, setelah sebelumnya diiringi dengan beberapa prosesi keagamaan.
Puncak perayaan waisak selama ini memang diselenggarakan di Candi Borobudur namun jangan salah Waisak juga dirayakan di beberapa candi lainnya lagi di Indonesia. Candi-candi yang letaknya tersebar di di wilayah Indonesia ini juga merayakan Waisak dengan tidak kalah khusuk dan meriah. Berikut dibawah ini enam buah candi menyaksikan kesakralan Waisak.
Candi Mendut letaknya ada di provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Magelang. Candi Mendut dibangun pada jaman kejayaan dinasti Syailendra di mana ketika itu raja yang berkuasa adalah Raja Indra. Beliaulah yang melakukan perintah untuk membangun Candi Mendut. Candi Mendut dibangun kurang lebih di tahun 824 Masehi. Jika dibandingkan dengan Candi Borobudur, diperkirakan lebih tua umur dari Candi Mendut. Candi Mendut sering juga menjadi lokasi perayaan Waisak, merupakan tempat yang penting juga dalam prosesi perayaan Waisak. Sebelum nantinya dipakai untuk upacara ritual di Candi Borobudur, Api Abadi Mrapen atau Api Dharma dan Air Berkah disemayamkan di candi ini.
Berfoto Di Spot-Spot Instagramable, Yang Ada Di Candi Cetho
Gapura Wringin Lawang, Megahnya Gerbang Kerajaan Majapahit
Umat beragama Buddha yang domisilinya ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya, Banten dan Jawa Barat jika ingin merayakan Waisak mereka datang ke Candi Jiwa. Hal ini disebabkan karena lokasi dari Candi Jiwa berada di Karawang, Jawa Barat dekat dengan daerah-daerah yang disebutkan tadi.
Candi Jiwa masuk ke dalam deretan Candi-Candi Batujaya, di kompleks candi yang ada di Batujaya, tepatnya masuk ke dalam wilayah Batujaya I.
Candi-candi yang berada di kompleks candi Batujaya dibangunnya kurang lebih antara abad ke-2 sampai dengan abad ke-12. Kemungkinan besar Candi Jiwa dibangun di antara abad tersebut.
Candi Tempat Menyaksikan Rangkaian Hari Raya Waisak selanjutnya Candi Blandongan lokasinya sama, masih berada di wilayah Karawang, provinsi Jawa Barat. Umat Buddha yang bertempat tinggal di Karawang dan sekitarnya atau di Jakarta, di Banten dan daerah di Jawa Barat yang dekat dengan Karawang biasanya datang ke candi ini juga untuk merayakan Waisak. merupakan candi yang mempunyai peninggalan prasejarah paling lengkap. dikenal sebagai candi yang memiliki arsitektur dan teknologi paling rumit jika dibandingkan dengan candi-candi lain yang masih masuk dalam kompleks percandian Batujaya.
Sesuai dengan namanya Candi Muaro Jambi letaknya memang di daerah Jambi. Candi Muaro Jambi merupakan candi yang dibangun kurang lebih pada tahun 784 Masehi. Pembangunan Candi Muaro Jambi dimulai pada pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Apabila dibandingkan dengan Candi Borobudur, Candi Muaro Jambi jauh lebih luas, diperkirakan delapan kali lebihnya. Terdapat kurang lebih 110 buah bangunan candi di dalam pelataran Candi Muaro Jambi. Jika di pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan sekitarnya Candi Borobudur merupakan tempat diselenggarakannya puncak perayaan Waisak maka kalau di Pulau Sumatera tempat yang menjadi pusatnya menyelenggarakan perayaan Waisak adalah Candi Muaro Jambi ini. Tidaklah mengherankan pusat perayaan Waisak di Pulau Sumatera diselenggarakan di Candi Muaro Jambi karena di sini perayaan Waisaknya tidak hanya dihadiri oleh pemuka agama (biksu) dari Indonesia melainkan juga sejumlah biksu yang datang langsung dari Myanmar, Thailand, Singapura, Malaysia, Burma dan dari sejumlah negara Asia lainnya.
Sama seperti Candi Borobudur dan Candi Mendut, Candi Tempat Menyaksikan Rangkaian Hari Raya Waisak berikutnya Candi Plaosan dan Candi Sewu letaknya juga di provinsi Jawa Tengah. Candi Plaosan dan Candi Sewu juga sering sekali dijadikan tempat untuk merayakan Waisak oleh umat Buddha di sekitarnya. Rangkaian ritual Tri Suci Waisak yang biasanya diselenggarakan di Candi Plaosan dan Candi Sewu. Prosesi yang dilakukan pertama, yakni Prosesi Puja juga dilakukan di kedua candi ini.
Candi Tempat Menyaksikan Rangkaian Hari Raya Waisak terakhir Candi Sewu berlokasi di propinsi Riau. Pada tahun 2019 rupanya bukan Candi Borobudur yang menjadi tempat pemusatan perayaan Waisak melainkan Candi Muara Takus. Candi Muara Takus ini merupakan cagar budaya, masuk dalam wilayah Kabupaten Kampar. Oleh pemerintah pusat rencananya prosesi perayaan Waisak dilakukan mulai dari tanggal 12 Mei 2019 sampai dengan tanggal 25 mei 2019. Direncanakan nantinya prosesi perayaan Waisak dibagi menjadi beberapa acara. Ada acara bakti sosial yang digelar oleh umat Buddha yang berdomisili di Riau dan sekitarnya.
Acara bakti sosialnya berupa operasi bibir sumbing, sunat massal dan kegiatan sosial yang lainnya lagi. Semua kegiatan diselenggarakan di pelataran Candi Muara Takus. Demi menghormati umat Islam yang sedang menunaikan ibadah puasa ramadhan semua kegiatan dimulainya pada jam lima sore dan sudah harus berakhir di jam sembilan malam. Perayaan Waisak di tahun 2019 yang dipusatkan di Candi Muara Takus merupakan perayaan yang megah dikarenakan banyaknya peserta yang hadir, yang sudah mendaftar. Peserta yang sudah konfirmasi ke pihak panitia untuk datang sebanyak antara 3000 hingga 5000 orang. Pemuka agama Buddha yang kita sebut dengan nama Biksu, yang sudah konfirmasi datang sebanyak 60 orang, yang datang dari berbagai wilayah yang ada di Indonesia. Undangan lainnya ialah para tamu yang datang dari mancanegara.
Tempat belanja jastip di bangkok - Bangkok, ibu kota Thailand, dikenal sebagai surganya pemburu barang…
Bangkok, ibu kota Thailand, terkenal dengan mall-mall mewah dan modern. Mereka menawarkan pengalaman berbelanja, kuliner,…
Selamat datang di Jakarta, ibu kota Indonesia yang kaya akan pasar tradisional dan modern. Jakarta,…
Di Jakarta, kita bisa menemukan surga kuliner yang tak tergantikan. Mulai dari Monas hingga Kota…
Selamat datang di petualangan kuliner kekinian di Jakarta! Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, menawarkan banyak…
Hal wajib yang tidak boleh ketinggalan untuk dibeli ketika ke Bandar Lampung adalah oleh oleh.…