Ramadhan menjadi bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Muslim di dunia ini, termasuk masyarakat Turki yang memang mayoritas penduduknya beragama Islam. Banyak sekali tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Turki dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Tradisi Ramadhan di Turki ternyata cukup beragam, bahkan ada beberapa tradisi yang mirip dengan tradisi menyambut Ramadhan di Indonesia. Nah, jika kamu berencana untuk berlibur saat Ramadhan di Turki, berikut ini adalah tradisi yang harus kamu ketahui.
Tradisi Ramadhan di Turki yang pertama adalah membangunkan sahur. Tradisi ini terbilang cukup mirip dengan di Indonesia karena biasanya masyarakat Turki membangunkan orang untuk sahur menggunakan alat musik davul.
Davul merupakan alat musik sejenis Drum yang dimainkan saat sahur. Pemukul alat musik tersebut akan memasuki gang-gang pemukiman warga untuk membangunkan mereka. Berbeda dengan tradisi di Indonesia saat membangunkan sahur, masyarakat Turki membangunkan warga hanya dengan alat musik, tanpa berteriak ‘Sahur, Sahur!’.
Chestnut, Kacang Kaya Rasa Dan Bagus Untuk Kesehatan
Agra Fort: Menelusui Benteng Paling Megah Di Agra
Berbuka bersama juga menjadi sebuah tradisi Ramadhan di Turki yang mirip dengan di Indonesia. Berbuka puasa bersama dengan orang-orang terkasih memang menjadi momen yang sangat menyenangkan, selain untuk melepas dahaga setelah seharian berpuasa, kita juga bisa sekaligus silaturahmi dengan sanak saudara.
Masyarakat Turki biasanya mengadakan buka bersama di Masjid dalam jumlah besar. Tak hanya itu, Pemerintahannya pun sering mengadakan agenda atau membuka secara resmi acara berbuka puasa di masjid-masjid tertentu. Selain di Masjid, masyarakat Turki biasanya juga melakukan buka puasa bersama dengan keluarga di rumah.
Bila di Indonesia berbuka puasa selalu identik dengan sajian takjil, maka lain halnya dengan Turki. Masyarakat Turki memiliki sebuah tradisi Ramadhan di Turki yang mana mereka tidak berbuka puasa dengan takjil.
Saat adzan maghrib berkumandang, mereka akan langsung menyantap menu seperti makan malam di hari biasa. Mereka biasanya mengawali dengan menikmati sup dan roti, kemudian dilanjutkan dengan menu utama dan terakhir menu penutup seperti baklava, puding atau potongan buah segar. Tak hanya itu, mereka juga memiliki tradisi minum teh khas orang Turki.
Tradisi Ramadhan di Turki berikutnya adalah menyalakan lampu di menara masjid. masjid di Turki memang terkenal dengan bentuknya yang unik dan memiliki ciri khas berupa menaranya.
Saat hari biasa, lampu-lampu di menara masjid hanya akan dinyalakan pada hari Jumat malam saja. Namun saat bulan puasa, menara-menara tersebut akan menyala selama 30 hari penuh. Tal hanya itu, lantunan shalawat sebelum adzan Isya dan Subuh akan terdengar.
Selain menyalakan lampu pada menara masjid, Mahya juga menjadi sebuah tradisi Ramadhan di Turki yang tak kalah meriah. Mahya merupakan kata-kata yang terdapat pada layar di antara dua menara masjid.
Sebelum Ramadhan tiba, para pembuat mahya telah menyiapkan mahya dengan beberapa kalimat, seperti “Selamat Datang Bulan yang Dimuliakan”, “Selamat Datang Bulan yang Diberkati”, “Selamat Datang Bulan Ramadhan” yang akan menghiasi menara masjid.
Bulan Ramadhan tentunya selalu identik dengan makanannya yang khas. Turki juga memiliki hidangan khas Ramadhan yang patut untuk dicoba, yaitu Roti Gozleme dan Lavas.
Roti menjadi makanan pokok warga Turki yang bentuknya tipis. Saat Ramadhan, masyarakat akan memburu Roti Gozleme dan Lavas ini sebagai menu untuk berbuka.
Salah satu tradisi Ramadhan di Turki yang cukup unik adalah saling bertukar makanan dengan tetangga. Biasanya masyarakat Turki saling barter makanan buka puasa dengan para tetangga menjelang waktu berbuka.
Tradisi ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi bersama tetangga. Tak hanya itu, tradisi ini juga bertujuan untuk menjalin kebersamaan dan berbagi sesama Muslim sehingga tak ada umat Muslim di Turki yang kelaparan saat berbuka puasa.
Tradisi Ramadhan di Turki yang satu ini bisa dibilang agak berbeda dengan di Indonesia, yaitu pertokoan buka hingga larut malam, bahkan ada yang buka hingga 24 jam. Di Indonesia, banyak warung yang tutup di siang hari, namun di Turki justru sebaliknya.
Para pedagang di Turki memanfaatkan momen puasa untuk terus membuka warung, namun mereka tetap tidak mengajak orang-orang puasa untuk batal. Mereka buka hanya untuk kalangan-kalangan non Muslim yang tetap melakukan aktivitas sehari-hari. Menariknya lagi, masyarakat Muslim di Turki tidak ada protes untuk menyuruh pemilik untuk tutup. Di malam hari, warung-warung tersebut bahkan akan semakin ramai dikunjungi oleh pembeli.
Sama halnya dengan Indonesia, shalat terawih berjamaah juga menjadi salah satu tradisi Ramadhan di Turki. Bulan Ramadhan tentu saja kurang lengkap jika belum menjalankan ibadah sholat sunnah Tarawih.
Saat bulan Ramadhan, umat Muslim Turki melakukan sholat tarawih berjamaah di masjid. bahkan, masjid akan dipenuhi oleh umat Muslim yang sedang shalat tarawih hingga ke halaman masjid. Menariknya, setelah melakukan shalat tarawih berjamaah, masyarakat Turki biasanya akan berbondong-bondong menonton teater dan pertunjukan musik karena saat malam Ramadhan akan sering diadakan pertunjukan-pertunjukan yang bernilai Islami.
Tradisi Ramadhan di Turki berikutnya adalah Mukabele. Mukabele merupakan pertemuan untuk melakukan Tadarus Al Quran. Tradisi ini hampir sama dengan di Indonesia, bedanya di Turki biasanya ibu-ibu melakukan tadaru dari pagi hingga siang hari di rumah. Kamudian dilanjutkan oleh para lelaki yang tadarus pada malam hari di masjid.
Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, biasanya pemerintah Turki menyelenggarakan bazar yang disambut baik dengan masyarakat Turki. Bazar ini menjadi salah satu tradisi Ramadhan di Turki yang paling ditunggu.
Bazar Ramadhan tersebut biasanya berisikan penjualan Buku-buku Islami, Lukisan bertema Ramadhan, kerajinan keramik dan masih banyak lagi lainnya. Tak hanya itu, pada acara ini juga diadakan acara-acara yang seru, salah satunya adalah kajian Islam yang dilakukan oleh tokoh agama.
Tradisi Ramadhan di Turki yang terakhir adalah menyambut malam Laylatul Qadar. Masyarakat Turki sendiri memiliki perhitungan tersendiri dalam menentukan jatuhnya malam Laylatul Qadar.
Saat malam Laylatur Qadar, masyarakat Turki akan beramai-ramai melakukan sholat Tasbih, mengikuti kajian, tadarus Al Quran dan berdzikir hingga menjelang pagi.
Dari beragam tradisi Ramadhan di Turki yang telah disebutkan tadi, tentu saja dapat kita amalkan yang baik sebagai perbandingan budaya dari masyarakat Turki dengan masyarakat Indonesia. Nah, jika kamu telah berencana untuk berlibur ke Turki saat Ramadhan nanti, jangan lupa untuk mengikuti tradisinya ya.
Tempat belanja jastip di bangkok - Bangkok, ibu kota Thailand, dikenal sebagai surganya pemburu barang…
Bangkok, ibu kota Thailand, terkenal dengan mall-mall mewah dan modern. Mereka menawarkan pengalaman berbelanja, kuliner,…
Selamat datang di Jakarta, ibu kota Indonesia yang kaya akan pasar tradisional dan modern. Jakarta,…
Di Jakarta, kita bisa menemukan surga kuliner yang tak tergantikan. Mulai dari Monas hingga Kota…
Selamat datang di petualangan kuliner kekinian di Jakarta! Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, menawarkan banyak…
Hal wajib yang tidak boleh ketinggalan untuk dibeli ketika ke Bandar Lampung adalah oleh oleh.…