Trawas selama ini dikenal sebagai pusatnya tempat wisata di Mojokerto. Letaknya yang berada di kaki pegunungan membuat Trawas memiliki sederet keindahan wisata alam dan tentu saja hawa yang sejuk cocok untuk menghilangkan kepenatan. Tahukah kamu, selain Trawas destinasi wisata di kecamatan Ngoro, Mojokerto juga bagus untuk dikunjungi.
Selama ini Ngoro dikenal sebagai kawasan industri. Tapi hal ini berubah sejak dibukanya wisata baru Ranu Menduro dengan keindahan mirip di Selandia baru. Wisatawan pun berbondong bondong mengunjungi kecamatan Ngoro. Bahkan ketika awal viral di sosial media wisatawan membludak, membuat kemacetan.
Selain wisata alam, Ngoro juga menyimpan berbagai wisata sejarah yang sudah ada sejak zaman kejayaan kerajaan Majapahit hingga wisata religi yang layak untuk dikunjungi. Berikut destinasi wisata di Ngoro, Mojokerto.
Wisata feeling good begitu nama panggilan hits Ranu Menduro. Tempat wisata berupa bekas lahan galian tambang ini begitu viral di sosial media. Bagaimanan tidak, banyak yang bilang lekuk keindahan Ranu menduro ini mirip dengan lokasi shooting film di Selandia Baru. Tak khayal dalam hitungan hari wisatawan tumplek blek di salah satu wisata di Ngoro ini.
Lokasi tambang dengan serak bebatuan, rumput hijau dan kubangan air yang mirip seperti danau bening berlatar belakang lekuk pegunungan Penanggungan ini nampak begitu luar biasa panoramanya. Instagenic di setiap sudutnya.
Membludaknya pengunjung hingga mengundang kemacetan membuat lokasi ini ditutup oleh pemilik tambang. Hal ini juga dikarenakan lokasi tambang yang masih rawan, banyak kubangan berbahaya dan juga longsoran batu. Pemerintah desa Menduro melobi pemilik lahan agar Ranu Menduro dibuka kembali untuk umum.
Semoga saja wisata Ranu Menduro dibuka kembali untuk umum tentu tetap dengan memperhatikan keamanan di sekitar tambang.
Candi Gentong : Peninggalan Majapahit Yang Penuh Teka Teki
Mengulik Peninggalan Majapahit Di Candi Brahu Mojokerto
Candi Jedong menjadi jejak peninggalan kerajaan Majapahit. Candi yang berada di desa Wetanmas Jedong diperkirakan dibangun pada abad ke-14. Candi yang masih kokoh hingga saat ini menjadi salah satu destinasi wisata di Ngoro, Mojokerto.
Candi yang berada di lereng gunung Penanggungan ini mempunyai dua bangunan berupa Gapura, yakni Gapura Jedong 1 dan Gapura Jedong 2. Menurut sejarah, dahulunya candi Jedong ini memiliki 3 Gapura, namun kini hanya tersisa 2 Gapuro saja.
Dalam kompleks candi Jedong terdapat dua candi. Pertama candi lanang (laki laki), yang kedua candi Wadon (Perempuan). Sekilas kedua candi ini nampak sama, tapi jika diperhatikan keduanya memiliki ketinggian dan ukiran yang berbeda. Kedua candi ini dihubungkan oleh sebuah tembok yang kokoh terbuat dari susunan batu setinggi 50 meter.
Sesuai dengan namanya, candi ini berada di desa Bangkal, Kecamatan Ngoro, Mojokerto. Seperti kita ketahui Mojokerto pernah menjadi pusat kerajaan Majapahit, sehingga di kabupaten ini banyak dijumpai candi. Tak hanya candi Jedong, di kecamatan Ngoro juga terdapat peninggalan kerajaan Majapahit yakni candi Bangkal.
Candi Bangkal lokasinya dekat dengan area persawahan. Ketika panen tiba, warga setempat menggelar sedekah bumi yang disertai dengan pementasan seni wayang kulit.
Destinasi Wisata di Ngoro selanjutnya masih situs peninggalan sejarah yakni Candi Genting. Candi berada di Desa Kutogirang kecamatan Ngoro, Mojokerto. Asal usul, sejarah dan fungsi Candi Genting masih belum jelas meski demikian BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) menetapkan candi genting sebagai kawasan cagar budaya.
Masih berada di di Desa Kutogirang, disini terdapat situs Petilasan Mendhek. Situs dipercaya sebagai petilasan seorang Ulama yang hidup pada zaman Majapahit. Seperti diketahui kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Budha terakhir yang menguasai nusantara. Dan dalam sejarah Indonesia Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah ada di Indonesia.
Ulama itu bernama eyang Surgi atau biasa dikenal dengan Mbah Mendhek. Jika ditelusuri situs petilasan ini berdekatan dengan beberapa situs lain seperti Makam Mendhek, candi Bangkal dan candi Jedong yang sudah kita bahasa sebelumnya. Bahkan ditelusuri lagi ke arah Selatan akan menuju candi Jolotundo.
Masih berhubungan dengan situs Petilasan Mendhek terdapat Makam Mendhek. Makan ulama di zaman Majapahit yang bernama Mbah Mendhek. Dalam makam ini tertulis prasasti dalam dua bahasa yakni bahasa Jawa dan Bahasa Arab.
Nggak hanya candi, sumber wuluh berupa kolam ikan dengan air yang bening ini juga merupakan salah satu tempat peninggalan kerajaan Majapahit. Berada di desa Wonosari, Sumber muluh juga dikenal sebagai Dhuwur Sidorejo.
Selain sebagai objek wisata di Ngoro, Sumber wuluh juga dijadikan sebagai sumber irigasi sawah. Wisata yang datang hanya boleh memberikan makan ikan saja. Hal ini dikarenakan untuk menjaga kelestarian dan kealamian sumber air. Setiap setahun sekali warga sekitar mengadakan tradisi bedah sumber wuluh. Hal ini sebagai wujud terima kasih atas karunia yang diberikan karena sumber air tak pernah habis.
Selain Sumber Wuluh, ada satu lagi wisata alami kolam ikan yang juga menjadi peninggalan kerajaan Majapahit yakni Sumber Gadung. Menjadikannya masuk dalam salah satu peninggalan cagar budaya kerajaan Majapahit. Salah satu tempat wisata di Ngoro, Mojokerto ini dianugerahi air yang bening dikelilingi rindang pepohonan. Membuat suasana begitu asri dan bikin betah.
Satu lagi yang membuat sumber air yang berada di Desa Wates ini begitu spesial, yaitu panorama gunung yang menjulang gagah. Asyik untuk duduk santai bersama keluarga dan juga teman.
Suka menikmati malam dari ketinggian dengan peaorama kerlap kerlip kota? Puthuk Kembang menjadi destinasi wisata di Ngoro ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Puthuk kembang yang berada di ketinggian550 Mdpl menawarkan keindahahn pemandangan kota Mojokerto di Malam hari.
Selain malam hari, Puthuk Kembang juga dijadikan sebagai salah satu spot menikmati matahari tenggelam terbaik di Mojokerto. Di area yang sejuk ini juga menawarkan berbagai spot selfie, seperti background berbentuk love, ayunan, jendela dan masih banyak lagi.
Tempat ini cocok untuk kamu kunjungi bersama pasangan karena tempatnya sangat romantis. Malam yang sejuk, panorama malam kota yang cakep di bawah binar kerlap kerlip bintang bikin acara berdua semakin mesra.
Jembatan yang membentang 170 meter ini memang menjadi pemburu tempat tempat instagenic. Bagaimana tidak dengan latar pemandangan sungai, jembatan dan gunung Penangguan dalam satu frame membuat siapa saja ingin berfoto selfie.
Satu lagi yang membuat jembatang ini berbeda, jika kebanyakan jembatan ditopang dengan berbagai tiang, jembatan Sutami justru dibuat mengapung dengan drum sebagai penopangnya. Membuat jembatan yang berada di Desa Candihargo ini lebih instagenic.
Itulah tadi sederet tempat wisata kece di Ngoro, Mojokerto yang bisa kamu kunjungi. Wisatanya lengkap banget, mulai dari wisata alam, wisata sejarah hingga wisata kekinian yang intsgaenic. Yuk, jelajah Mojokerto.
Terletak di kaki Gunung Lawu, Air Terjun Srambang Park Ngawi menawarkan keindahan alam yang luar…
Kami mengajak Anda untuk mengeksplor ketan durian, khas Wonosalam, Jombang. Ini adalah paduan sempurna antara…
Jawa Timur terkenal sebagai pusat durian terbaik di Indonesia. Wisata Durian Wonosalam di Kabupaten Jombang…
Di Bali, tempat sesajen sangat penting. Mereka menghubungkan manusia, alam, dan Tuhan. Pura Bali, rumah…
Belly dance, atau tari perut, berasal dari Timur Tengah, terutama Mesir. Ini adalah seni tarian…
Kami, masyarakat suku Dayak di Kalimantan, memiliki tradisi kuping panjang yang unik. Ini telah menjadi…