Upacara adat di Papua bisa dibilang cukup beragam dan sampai saat ini masih dilakukan oleh sebagian besar masyarakatnya. Papua memang dikenal sangat kental akan adat istiadat serta tradisi yang secara turun temurun masih dilestarikan. Tradisi ini juga menjadi sebuah daya tarik bagi wisatawan yang tengah berlibur ke Papua karena mereka bisa menyaksikan langsung tradisi unik di Tanah Mutiara Hitam tersebut. Nah, kalau kamu berencana untuk berlibur ke Papua, jangan lewatkan untuk menonton 10 upacara berikut ini.
Upacara adat di Papua yang pertama wajib kamu ketahui adalah Upacara Bakar Batu. bisa dibilang menjadi sebuah tradisi penting di Tanah Papua.
Upacara ini berupa ritual memasak bersama dengan warga satu kampung. Disebut dengan Bakar Batu karena prosesinya yang membakar bati hingga panas membara, kemudian ditumpuk di atas makanan yang akan dimasak.
Bagi masyarakat Papua, tradisi ini biasa dilakukan untuk berbagai tujuan. Seperti ungkapan rasa syukur, menyembut kebahagiaan, ajang silaturahmi hingga untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang.
Upacara Tanam Sasi juga menjadi salah satu upacara adat di Papua yang cukup menarik. upacara adat kematian yang biasa dilakukan oleh Suku Marind-Anim yang mendiami kawasan Papua Barat, tepatnya di Kabupaten Merauke.
Upacara Tanam Sasi ini menggunakan kayu Sasi sebagai media utama saat proses upacara berlangsung. Masyarakat Papua percaya bahwa ukiran pada kayu Sasi ini memiliki beberapa makna mulai dari kehadiran roh para leluhur, simbol kepercayaan terhadap makhluk hidup hingga simbol keindahan serta karya seni.
Upacara Wor menjadi salah satu upacara adat di Papua yang dilakukan oleh Suku Biak. Tradisi Wor ini dapat diartikan sebagai upacara adat yang berhubungan dengan kehidupan religi Suku Biak sehingga segala aspek kehidupan sosial masyarakat Suku Biak seringkali diwarnai dengan Wor.
Upacara Wor ini dilakukan untuk memohon, mengundang atau meminta perlindungan dari penguasa alam semesta dalam kepercayaan masyarakat Biak. Tradisi ini juga dipercaya mampu melindungi seseorang dalam setiap peralihan siklus hidupnya. Bisa dibilang, Wor menjadi sebuah kewajiban yang harus ditunaikan oleh Suku Biak.
Upacara adat di Papua berikutnya adalah Upacara Kematian Suku Asmat. Suku Asmat diketahui sebagai suku dengan populasi terbesar di Papua dan suku ini juga memiliki beberapa ritual atau upacara penting yang biasa dilakukan, salah satunya adalah upacara kematian.
Masyarakat Suku Asmat diketahui tidak mengubur mayat anggota suku yang meninggal. Mereka biasanya meletakkan mayat di atas perahu lesung dengan dibekali sagu kemudian dibiarkan mengalir ke laut atau membiarkan mayatnya di atas anyaman bambu hingga membusuk.
Setelah mayat tersebut menjadi tulang belulang, mereka akan menyimpannya di atas pokok-pokok kayu sementara tengkoraknya akan dijadikan sebagai bantal oleh anggota keluarganya. Hal tersebut menjadi bentuk kasih sayang mereka terhadap orang yang meninggal.
Hampir sama dengan tradisi di daerah lain, masyarakat Papua juga memiliki sebuah upacara adat di Papua yang dilakukan oleh orang tua untuk anak-anak mereka, salah satunya adalah Kiuturu Nandauw atau yang biasa disebut dengan Kakarukrorbun. Upacara Kiuturu Nandauw ini merupakan sebuah upacara adat potong rambut pertama kali saat anak menginjak usia 5 tahun.
Upacara adat di Papua selanjutnya adalah Upacara Adat Tindik Telinga atau yang juga dikenal sebagai Ero Era Tu Ura. Sesuai dengan namanya, upacara ini dilakukan untuk menindik telinga anak-anak yang berusia antara tiga hingga lima tahun.
Upacara adat ini dipimpin oleh seorang dukun yang disebut dengan Aebe Siewi dan dihadiri dengan sanak keluarga dari anak yang akan ditindik juga para tetangga. Anak yang akan ditindik tersebut duduk di tikar sambil dikeliling oleh anak-anak yang diundang kemudian telinganya ditindik dengan alat khusus. Tradisi ini bertujuan untuk menjaga telinga si anak dan diharapkan agar anak yang telah ditindik selalu mendengarkan suara-suara yang baik saja.
Snap Mor merupakan sebuah tradisi menangkap ikan di air laut yang surut. Upacara adat di Papua yang satu ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Biak secara bersama-sama.
Snap Mor dilakukan saat air laut dalam keadaan surut, yaitu di bulan Juli hingga Agustus. Tradisi ini menjadi pertanda bahwa Suku Biak memiliki pengetahuan mengenai waktu yang tepat untuk mendapatkan ikan. Tak hanya itu, tradisi ini juga mengandung nilai kebersamaan dan menjadi bentuk rasa syukur Suku Biak atas berkat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Upacara adat di Papua yang satu ini bisa dibilang cukup ekstrim, yaitu Tradisi Nasu Palek. Tradisi ini merupakan sebuah tradisi iris telinga yang dilakukan oleh masyarakat Suku Dani sebagai ungkapan rasa duka cita atas meninggalkan anggota keluarga.
Bagi masyarakat Suku Dani, setiap irisan telinga yang berkurang merupakan bentuk penghormatan kepada ayah, ibu, anak maupun saudara yang meninggal.
Masih berhubungan dengan Tradisi Nasu Palek, Tradisi Iki Palek menjadi salah satu upacara adat di Papua yang cukup ekstrim. Tradisi ini memang cukup terkenal karena cukup ekstrim untuk dilakukan, yaitu tradisi potong jari.
Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Suku Dani ini dilakukan sebagai cara untuk menunjukkan kesedihan yang dirasakan. Bagi mereka, rasa sakit memotong jari dianggap dapat mewakili perasaan sedih yang mereka rasakan karena kehilangan. Bagi mereka, kehilangan anggota keluarga sama dengan kehilangan sebagian kekuatan.
Upacara adat di Papua yang terakhir adalah tradisi perkawinan Suku Biak. Masyarakat Suku Biak memang dikenal suka menjodohkan anak-anak mereka sejak kecil.
Sebelum melangsungkan pernikahan, masyarakat Suku Biak biasanya menjalani serangkaian prosesi mulai dari pinangan atau senepen, lamaran atau fakfuhen hingga akhirnya pernikahan.
Baca Juga :
5 Taman Nasional di Papua dan Maluku Dengan Pesona Memukau
Bisa dibilang, pernikahan masyarakat Suku Biak terbilang cukup sederhana. Sama halnya dengan pengantin pada umumnya, kedua calon pengantin akan dihias dengan pakaian adat. Sementara saat resepsi sendiri biasanya dilakukan di rumah pihak pengantin pria.
Baca Juga :
Phnom Penh Terbuat Dari Kenangan Makprang Dan Pulang
Prosesi pernikahan akan dimulai dengan menyerahan benda pusaka, seperti parang, panah dan tombak antara kedua belah pihak. Setelah itu, pengantin akan diberi sebatang rokok yang harus dihisap keduanya secara bergantian dengan iringan doa dan mantera dari tetua suku. Setelah selesai, kedua keluarga akan makan bersama.
Baca Juga :
Menjelajahi Kuil Wat Rong Khun / White Temple. Beneran Serem?
Demikianlah daftar 10 upacara adat di Papua yang cukup populer dan sampai saat ini masih dilakukan. Ada beberapa yang terbilang cukup ekstrim, namun setiap tradisi di daerah selalu memiliki maknanya sendiri.
Jakarta, ibu kota Indonesia, terkenal dengan keragaman kulinernya. Mie adalah favorit banyak orang karena teksturnya…
Bagi pecinta makanan pedas, menjelajahi sambal terpedas adalah petualangan seru. Di seluruh dunia, ada banyak…
Hoi An Lantern Festival - Di Festival Lampion Hoi An, Vietnam Tengah, Anda akan menemukan…
Sebagai backpacker, kami tahu pentingnya mencari tempat tinggal yang murah saat traveling. Di Da Nang,…
Kota pesisir Da Nang di Vietnam sangat menarik bagi para wisatawan. Anda bisa menjelajahi pantai…
Tempat belanja jastip di bangkok - Bangkok, ibu kota Thailand, dikenal sebagai surganya pemburu barang…