Keindahan Pulau Bali memang tak perlu diragukan lagi. Pulau Dewata ini seolah dianugerahi dengan keindahan alam dan budaya yang sangat menarik untuk diulik, salah satunya adalah upacara adat. Upacara adat di Bali ternyata banyak sekali macamnya dan cukup menarik perhatian wisatawan. Upacara ini digelar juga menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya Bali yang sampai saat ini masih dilestarikan. Nah, jika kamu berencana untuk menghabiskan waktu berlibur di Bali, jangan lewatkan untuk menghadiri upacara adat berikut ini ya.
Upacara adat di Bali yang pertama adalah Upacar Ngaben. Upacara Ngaben ini menjadi upacara adat yang peling populer di Bali dan kerap menarik perhatian banyak wisatawan.
Ngaben merupakan sebuah upacara pembakaran jenazah yang dilakukan untuk menyempurnakan jenazah. Upacara Ngaben ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Ngaben Sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana dan Swasta. Biasanya, Upacara Ngaben yang sering dilaksanakan adalah Ngaben Asti Wedana, dimana jenazah telah dikubur terlebih dahulu hingga nanti yang dibakar adalah tulangnya saja. Upacara Ngaben ini memang tidak selalu dilaksanakan mengingat banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk upacara ini tidak sedikit.
Ingka Restaurant: Tawarkan Ragam Menu Lengkap Dalam Tempat Yang Nyaman
Puncak Bukit Trunyan/Puncak Indrakila merupakan puncak dari bukit di atas Desa Trunyan
Upacara Melasti menjadi upacara adat di Bali kedua yang tak kalah populer. Upacara adat ini rutin digelar setiap tahunnya pada tiga hari sebelum hari raya Nyepi.
Upacara Melasti ini diselenggarakan bertujuan untuk penyucian diri bagi penduduk Hindu di Bali. Biasanya mereka akan mendatangi beberapa sumber air suci, mata air hingga laut yang dipercaya menyimpan mata air keabadian. Saat upacara berlangsung, Pemangku Hindu akan memercikkan air suci ke kepala setiap orang yang datang untuk meluruhkan semua kotoran dan hal buruk dalam tubuh agar jiwa raga kembali suci.
Upacara adat di Bali yang tak kalah populer selanjutnya adalah Upacara Saraswati. Berbeda dengan Ngaben yang merupakan upacara merayakan ilmu pengetahuan.
Melalui upacara adat ini, seluruh umat Hindu mengadakan ritual pemujaan Dewi Saraswati yang dipercaya membawa ilmu pengetahuan ke muka bumi sehingga manusia menjadi lebih terpelajar. Seluruh hal yang memiliki dengan ilmu pengetahuan seperti buku dan kitab akan didoakan dalam upacara adat ini. Tak hanya itu, dalam rangkaian Upacara Saraswati ini kamu bisa menonton pentas tari dan pembacaan cerita hingga semalaman.
Upacara Mepandes menjadi upacara ada di Bali selanjutnya yang tak boleh dilewatkan. Upacara Mepandes ini merupakan upacara potong gigi yang menjadi upacara keagamaan wajib bagi umat Hindu.
Upacara ini dilakukan jika seorang anak telah beranjak dewasa yang mana upacara ini diartikan sebagai bentuk pembayaran hutang orang tua pada anak-anak mereka. Hal ini dikarenakan telah bisa menghilangkan enam sifat buruk yang ada di diri manusia. Pada Upacara ini, anak-anak yang beranjak dewasa tersebut 6 buah gigi taringnya di bagian atas akan dikikis. Dengan begitu, saat mereka beranjak dewasa diharapkan akan selalu berbuat kebaikan.
Upacara Ngurek juga menjadi salah satu upacara adat di Bali yang sayang sekali untuk dilewatkan. Bisa dibilang Upacara Ngurek ini cukup ekstrem karena mirip dengan debus.
Saat upacara ini, seseorang yang terlibat akan menusuk tubuh mereka dengan menggunakan keris. Meskipun terbilang cukup ekstrem, namun upacara ini memiliki nilai moral yang cukup dalam, yakni sebagai manusia, kita wajib meyakini Tuhan Yang Maha Esa. Dengan begitu, kita akan diberi anugerah serta pertolongan oleh Tuhan.
Upacara adat di Bali yang tak kalah menarik untuk dihadiri berikutnya adalah Upacara Tumpek Landep. Upacara adat ini biasa dilakukan oleh masyarakat Bali untuk menyucikan senjata dan peralatan yang dimiliki dengan sesaji dan doa-doa.
Upacara Tumpek Landep ini dipimpin oleh pemuka adat dan biasa dilakukan di Pura yang dianggap sakral. Seluruh senjata dan peralatan milik masyarakat tersebut akan disucikan dan diharapkan bisa memberikan keberkahan bagi pemiliknya.
Mekare-Kare merupakan sebuah upacara adat di Bali yang diselenggarakan oleh penduduk Tenganan, Karangasem. Menariknya, upacara adat ini hanya dilakukan oleh penduduk pria saja.
Mekare-Kare ini adalah ajang untuk menunjukkan kehebatan mereka. Mereka akan bertarung dan melakukan segala cara untuk memenangkan pertarungan. Dalam pertarungan ini, senjata yang mereka gunakan adalah daun pandan yang memiliki duri tajam. Seluruh peserta hanya diberikan satu helai daun pandan dan satu perisai sebagai pelindungnya. Mekare-Kare ini dilakukan setiap tahunnya guna menghormati Indra yang merupakan dewa perang dalam Hindu. Dengan melakukan Upacara Adat Mekare-Kare ini, seluruh pria di desa ini akan dianggap kuat dan mampu melakukan perang. Biasanya Mekare-Kare dilakukan setiap awal Juni.
Upacara adat di Bali yang satu ini juga tak kalah menarik dan unik, yaitu Upacara Otonan. Upacara Otonan ini merupakan upacara adat yang digelar untuk kelahiran seseorang.
Biasanya, upacara ini dilangsungkan saat bayi telah berusia 6 bulan, kemudian diselenggarakan kembali setiap 6 bulan berikutnya dengan upacara yang lebih kecil. Masyarakat Bali meyakini bahwa dengan dilakukannya Upacara Otonan ini bisa menentukan watak seseorang. Bahkan, bisa dilakukan upacara lagi jika watak seseorang tersebut kurang baik dan diharapkan mampu merubah perilaku tersebut.
Upacara Mesuryak merupakan salah satu upacara adat di Bali yang dilangsungkan secara meriah dan penuh suka cita. Upacara Mesuryak ini dilaksanakan setiap 6 bulan sekali, tepatnya saat Hari Raya Kuningan di Desa Bongan, Tabanan.
Upacara adat ini digelar sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur dan biasanya diselenggarakan dengan sorak sorai serta memberika bekal berupa beras dan uang. Uniknya, tradisi ini akan diwarnai dengan melempar uang ke udara yang nantinya akan diperebutkan oleh warga setempat.
Upacara adat di Bali yang terakhir adalah Upacara Omed-Omedan. Upacara unik ini biasanya diselenggarakan setelah Hari Raya Nyepi.
Upacara ini diawali dengan melakukan persembahyangan massal di Pura kemudian dua kelompok pemuda dan pemudi yang belum menikah dengan rentang usia 18 hingga 30 tahun akan berhadapan. Biasanya akan ada satu pemuda dan pemudi yang maju kemudian disiram air. Mereka akan saling bertarung yang kadang diakhiri dengan saling berciuman. Tradisi ini konon telah ada sejak puluhan tahun lalu dan masih dipertahankan sampai saat ini. Upacara ini biasanya dilangsungkan di kawasan Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar.
Nah, itulah tadi 10 daftar upacara adat di Bali yang cukup unik untuk kamu hadiri. Jangan sampai terlewatkan ya.
Terletak di kaki Gunung Lawu, Air Terjun Srambang Park Ngawi menawarkan keindahan alam yang luar…
Kami mengajak Anda untuk mengeksplor ketan durian, khas Wonosalam, Jombang. Ini adalah paduan sempurna antara…
Jawa Timur terkenal sebagai pusat durian terbaik di Indonesia. Wisata Durian Wonosalam di Kabupaten Jombang…
Di Bali, tempat sesajen sangat penting. Mereka menghubungkan manusia, alam, dan Tuhan. Pura Bali, rumah…
Belly dance, atau tari perut, berasal dari Timur Tengah, terutama Mesir. Ini adalah seni tarian…
Kami, masyarakat suku Dayak di Kalimantan, memiliki tradisi kuping panjang yang unik. Ini telah menjadi…