Belakangan ini ramai pemberitaan mengenai permintaan dari Lembaga Adat Baduy di Banten kepada Presiden Joko Widodo agar wilayahnya dihapus dari peta destinasi wisata. Hal itu dikarenakan mereka merasa rishi menjadi tontonan, serta banyaknya wisatawan yang datang dianggap terlalu berlebihan. Tak hanya itu, hal tersebut tentu membuat masalah baru seperti banyaknya sampah dan tersebarnya foto-foto wilayah Baduy Dalam di Internet, padahal kawasan tersebut adalah kawasan yang sangat sacral dan pengunjung dari luar dilarang mengambil foto. Lalu, seperti apakah Suku Baduy sebenarnya? Berikut ini adalah Fakta unik tentang Suku Baduy yang harus kamu ketahui
Fakta unik tentang Suku Baduy yang pertama adalah mereka memiliki seorang tokoh panutan. Setiap suku yang ada di Indonesia tentunya memiliki kepala adat atau kepala suku yang berfungsi untuk mengatur warganya. Suku Baduy pun demikian. Mereka memiliki kepala adat yang biasa dipanggil Pu’un.
Pu’un merupakan orang yang memiliki kelebihan berbeda dibandingkan warga lainnya. Pu’un ini bertugas untuk menentukan masa tanam dan masa panen. Serta menerapkan hokum adat kepada warganya juga mengobati warganya yang sakit. Masyarakat Suku Baduy pun sangat menghormati sosok Pu’un tersebut.
Mengenal Suku Karen Di Desa Wisata Baan Tong Luang Chiang Mai
Desa Sade : Destinasi Wisata Yang Wajib Dikunjungi Di Lombok Selain Pantai
Fakta unik tentang Suku Baduy yang mungkin tak kamu ketahui selanjutnya adalah mereka menggunakan peralatan mandi alami. Suku Baduy tidak menggunakan peratan yang mengandung bahan kimia atau peralatan yang berbahan plastik karena bisa merusak alam.
Masyarakat Baduy tidak menggunakan sabun, pasta gigi atau shampoo sebagai peratan mandi mereka. Mereka memilih menggunakan batu yang digosok-gosok ke tubuh mereka untuk menghilangkan kotoran. Untuk membersihkan gigi, mereka memilih menggunakan serabut kelapa. Untuk kamar mandi pun telah disediakan bilik yang tersebar di beberapa titik di tepi sungai, namun tidak semuanya menyediakan lubang khusus untuk buang air.
Fakta unik tentang Suku Baduy yang satu ini mungkin sudah mulai banyak menghilang di sekitar kita. Namun, Suku Baduy diketahui tidak pernah melupakan budaya gotong royong dalam setiap kehidupan bermasyarakatnya. Budaya ini seolah telah mendarah daging dan tertanam dalam diri mereka.
Misalnya seperti saat ada penduduk yang ingin memindahkan lahan pertaniannya ke lahan yang lebih subur, maka penduduk lainnya akan bergotong royong dan saling membantu penduduk yang akan pindah tersebut.
Fakta unik tentang Suku Baduy selanjutnya adalah adanya larang berkunjung selama 3 bulan. Hal ini dikarenakan Masyarakat Baduy memiliki tradisi bernama Kawalu. Kawalu merupakan tradisi puasa yang dijalankan oleh masyarakat Baduy Dalam yang biasa dirayakan tiga kali selama tiga bulan. Tradisi ini dilakukan untuk berdoa kepada Tuhan agar negara ini diberikan rasa aman, sejahtera dan damai.
Pada saat tradisi Kawalu berlangsung, pengunjung dilarang masuk ke Baduy Dalam. Bila ada kepentingan, pengunjung hanya diperbolehkan untuk berkunjung sampai di Baduy Luar itupun mereka dilarang untuk menginap.
Fakta unik tentang Suku Baduy berikutnya adalah mereka sangat gemar berjalan kaki. Hal ini dikarenakan adanya larangan menggunakan kendaraan bermotor disini. Namun tentunya hal itu tidak membuat mereka merasa terasing dari dunia luar.
Ketika mereka ingin bepergian kemanapun, masyarakat Baduy memilih untuk berjalan kaki dibandingkan dengan menggunakan kendaraan ataupun transportasi umum. Bagi Suku Baduy berjalan kaki puluhan kilometre tentu bukan menjadi masalah, karena mereka sangat gemar berjalan kaki. Berjalan kaki menjadi sebuat tradisi yang unik juga menjadikannya sebuah kelebihan, karena selain menyehatkan, budaya ini juga bisa membuat alam Baduy masih asri tanpa terkena polusi kendaraan bermotor.
Fakta unik tentang Suku Baduy selanjutnya adalah tentang kekayaan yang tidak dilihat dari bentuk rumah. Bila masyarakat modern di kota umumnya memiliki rumah besar selalu identik dengan orang kaya, maka lain halnya dengan Suku Baduy yang bentuk rumahnya hampir sama.
Untuk membedakan status kekayaan mereka adalah adanya tembikar yang terbuat dari kuningan yang disimpan di dalam rumah. Semakin banyak tembikan yang disimpan, maka hal tersebut menandakan status keluarga yang semakin tinggi dan dipandang orang.
Fakta unik tentang Suku Baduy selanjutnya adalah mereka tidak boleh menolak perjodohan. Jika pada era saat ini perjodohan adalah hal yang tidak lazim untuk dilakukan, namun perjodohan masih berlaku di Suku Baduy.
Saat berusia 14 tahun, seorang gadis Baduy biasanya akan dijodohkan dengan laki-laki yang juga berasal dari suku yang sama. Selama masa perjodohan, orang tua laki-laki Suku Baduy bebas memilih wanita yang disukainya. Tapi jika masih belum menemukan pilihan yang pas, laki-laki ataupun perempuan harus menuruti pilihan orang tua ataupun pilihan Pu’un.
Fakta unik tentang Suku Baduy berikutnya adalah adanya larangan menggunakan hasil kebudayaan modern, seperti cangkir atau piring yang terbuat dari kaca atau logam. Mereka memilih menggunakan perabotan rumah yang sederhana dan bisa dibuat dengan bahan-bahan yang tersedia di hutan.
Misalnya seperti gelas dari potongan bamboo, kompor yang masih menggunakan kayu bakar hingga peralatan masak lain yang berasal dari alam. Tak hanya menggunakan perabotan rumah tangga yang berasal dari alam, Suku Baduy juga tidak menggunakan segala jenis peralatan elektronik di rumahnya.
Fakta unik tentang Suku Baduy selanjutnya adalah soal makanan. Jika masyawakat kota modern biasa menyediakan menu ayam di setiap sajian, lain halnya dengan Suku Baduy. Hampir semua warga Suku Baduy memang memelihara ayam, namun hanya pada hari-hari besar seperti pernikahan atau upacara adat saja masyarakat Baduy akan menyembelih ayam peliharaan mereka.
Karena hanya pada hari-hari tertentu saja mereka mengonsumsi ayam peliharaan mereka, maka tak heran jika ayam menjadi santapan yang sangat mewah disini.
Fakta unik tentang Suku Baduy yang terakhir adalah adanya budaya untuk tidak memberikan tanda pada kuburan. Jika di masyarakat modern biasanya memberikan tanda bahkan membuatkan area khusus untuk pemakaman, maka lain halnya dengan Suku Baduy yang menggunakan lahan di hutan sebagai pemakaman.
Pemakaman tersebut tidak diberi tanda seperti gundukan atau tancapan batu nisan seperti umumnya masyarakat modern. Namun, mereka akan meratakan lahan kuburan ke bentuk semula. Setelah tujuh hari, mereka akan membiarkan lahan tersebut ditumbuhi tanaman, bahkan tak jarang mereka menggunakannya sebagai area berladang.
Nah, itu tadi beberapa fakta unik tentang Suku Baduy yang mungkin tidak banyak diketahui oleh wisatawan. Tentunya banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari budaya dan tradisi dari Suku Baduy ini, misalnya seperti busaya gotong royong yang sekarang hampir punah di msyarakat modern yang cenderung lebih individual.
Terletak di kaki Gunung Lawu, Air Terjun Srambang Park Ngawi menawarkan keindahan alam yang luar…
Kami mengajak Anda untuk mengeksplor ketan durian, khas Wonosalam, Jombang. Ini adalah paduan sempurna antara…
Jawa Timur terkenal sebagai pusat durian terbaik di Indonesia. Wisata Durian Wonosalam di Kabupaten Jombang…
Di Bali, tempat sesajen sangat penting. Mereka menghubungkan manusia, alam, dan Tuhan. Pura Bali, rumah…
Belly dance, atau tari perut, berasal dari Timur Tengah, terutama Mesir. Ini adalah seni tarian…
Kami, masyarakat suku Dayak di Kalimantan, memiliki tradisi kuping panjang yang unik. Ini telah menjadi…